Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kerabat Meninggal karena Covid-19, Pengusaha Meubel Ini Beralih Produksi Ribuan Peti Mati

Kompas.com - 05/02/2021, 14:05 WIB
Muhammad Naufal,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah memukul keluarga Lie A Min (58). Setidaknya dua orang kerabatnya meninggal dunia karena virus itu.

Ironisnya, kedua kerabat Lie A Min kesulitan mencari peti makam yang habis di mana-mana. Sampai pemerintah harus memberi kabar buruk, bahwa mereka tak bisa lagi menyediakan peti mati bagi pasien Covid-19 yang me

Pengrajin peti mati untuk pasien Covid-19, Lie A Min (58), telah membuat ribuan peti mati sejak April 2020.

"Diperkirakan, 28 Februari (2021) itu akan mencapai angka 10.000 peti mati. (Sebanyak) 80 persennya itu untuk pasien Covid-19," ungkap Lie melalui sambungan telepon, Jumat (5/1/2021) siang.

Baca juga: 11 Checkpoint Disiapkan untuk Periksa Kendaraan Saat Ganjil Genap Akhir Pekan di Bogor

Lie menyebutkan, pabriknya yang berada di Jalan Yos Sudarso, Benda, Kota Tangerang, Banten memproduksi hampir 150 peti setiap harinya.

"Rata-rata lebih dari 100 peti tiap harinya. Kadang 120 (peti), seringnya 150 peti," tutur pria yang juga adalah pengusaha furnitur itu.

Awal mula Lie menjadi pengrajin peti yakni saat ia kehilangan dua kerabatnya karena virus SARS-CoV-2 tahun kemarin.

"Adik ipar saya, dia meninggal pada 24 Maret 2020. Peti mati yang waktu itu dipakai sungguh menyedihkan, peti mati itu apa adanya. Jelek sekali lah," urai pria 58 tahun itu.

Baca juga: Industri Perhotelan di Jakarta di Titik Nadir, Hotel Dijual hingga Minta Keringanan Pajak

Selang dua minggu, lanjut Lie, salah satu besannya juga meninggal karena virus yang sama.

Namun, besan Lie tersebut tidak mendapatkan peti mati.

"Pas saya telepon Covid Center, mereka bilang tidak ada lagi peti mati. Jadi, mereka meminta saya untuk mencari peti sendiri," papar dia.

"Keesokan harinya, Covid Center menelepon saya. Dia minta maaf karena tidak bisa memberikan peti," imbuh dia.

Saat itulah Lie menawarkan bantuan kepada Covid Center untuk membantu memproduksi dan mendistribusikan peti mati ke Covid Center dengan harga yang murah.

Satu minggu sejak itu, pihak Covid Center mendatangi pabrik Lie.

"Nah saat itu, Covid Center-nya meminta bantuan ke saya untuk dibuatkan peti. Jujur saya tersentuh. Karena saya punya pengalaman juga kan," ucap Lie.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com