JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penularan Covid-19 di DKI Jakarta masih tinggi karena Ibu Kota merupakan pusat interaksi.
"Pertanyaannya kenapa masih tinggi? Karena Jakarta sebagai Ibu Kota ini adalah pusat interaksi," ujar Riza dalam keterangan suara, Senin (8/2/2021).
Riza menjelaskan, Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat interaksi tertinggi di Indonesia.
Tidak heran, lanjut Riza, banyak warga Indonesia yang melakukan aktivitas keluar masuk Jakarta beberapa waktu. Termasuk untuk mereka yang beraktivitas dari luar negeri ke dalam negeri.
"Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat perdagangan, semua di Jakarta. Sehingga kalau interaksi tinggi maka potensi kerumunan tinggi, maka potensi penyebaran juga tinggi," kata Riza.
Baca juga: UPDATE 8 Februari: DKI Jakarta Tambah 3.144 Kasus Baru Covid-19
Selain itu, lanjut Riza, Pemprov DKI Jakarta juga terus meningkatkan 3T, yaitu Tracing, Testing dan Treathment.
Dengan banyaknya tingkat testing dan tracing, maka akan semakin banyak kasus yang ditemukan di DKI Jakarta.
"Diantaranya adalah testing karena testingnya tinggi. Kalau Covid-19 ada yang memang kelihatan," tutur Riza.
Namun hal tersebut merupakan bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19 yang lebih masif lagi sehingga peningkatan testing dan tracing memang perlu dilakukan.
"Jadi cara kami adalah bagaimana mempercepat identifikasi masalah dengan cara testing sehingga kita cepat melakukan langkah-langkah pencegahan," kata Riza.
Data terbaru yang disampaikan pemerintah Senin kemarin, ada penambahan 3.144 kasus baru di Jakarta.
Baca juga: Jakarta Tambah 4.213 Kasus Covid-19, Klaster Keluarga Mendominasi Penularan
Dari penambahan kasus harian tersebut, kini kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 296.969 kasus.
Dari angka kumulatif tersebut, terdapat 268.785 pasien dinyatakan sembuh, 23.553 pasien masih dalam perawatan dan 4.631 pasien meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sebelumnya mengungkapkan klaster keluarga masih mendominasi kasus penularan virus Covid-19 di wilayah Jakarta dengan jumlah 612 klaster.
"Klaster keluarga terus meningkat dari minggu ke minggu. Sebanyak 612 klaster keluarga dengan 1.643 kasus positif teridentifikasi pascalibur Nataru (data 3 – 31 Januari), yang mayoritas berasal dari Jabar, Jateng, Jatim, DIY, dan Banten," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia.
Baca juga: Anies: PSBB Jakarta Diperpanjang 2 Pekan