Sari menambahkan, apabila belanja tak sampai satu dirham, maka kembalian yang paling memungkinkan adalah bernominal setengah dirham saja.
Sebab, memang hanya dua pecahan dirham itu yang tersedia.
Baca juga: Ketua PBNU Minta Polisi Hati-hati Usut Kasus Pasar Muamalah yang Transaksi Pakai Dinar dan Dirmah
Nisa, salah satu pedagang sembako yang pernah menerima transaksi dengan koin dirham, mengakuinya.
"Tidak ada sisa (kembalian), kami dikasihnya koin itu mesti dihabiskan," ujar Nisa kepada Aiman.
Nisa menyebutkan, satu koin dirham yang setara Rp 73.500 pernah ditukar dengan satu plastik telur ayam yang beratnya tak sampai dua kilogram.
Padahal, harga pasaran telur ayam di Depok tak lebih dari Rp 26.000 per kilogram dalam situasi normal.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud meminta kepolisian berhati-hati menangani kasus jaringan pasar muamalah Zaim Saidi.
Menurut dia, harus ada batas jelas bahwa masalah yang membelit Zaim ialah soal menciptakan alat tukar baru di luar rupiah, bukan soal pasar muamalahnya.
"Maksud saya begini. Jangan, ini persoalan hukumnya adalah persoalan mencetak uang dan menggunakan uang itu untuk transaksi, kemudian dicampur aduk dengan persoalan muamalah yang syariah ini," ungkap Marsudi kepada Aiman.
Marsudi tak membantah anggapan bahwa tidak dibenarkan seseorang menciptakan alat tukar dan menggunakannya untuk transaksi, ketika negara memiliki mata uang resmi dan bank sentral.
"Aturannya sudah jelas di sini, yang dikontrol oleh central bank, BI, itu aturannya individu-individu atau siapa saja tidak boleh mencetak uang," kata dia.
Baca juga: Koin Dinar-Dirham di Pasar Muamalah Depok Disebut Dibagikan Via RT
"Persoalan yang kena hukum itu bukan muamalahnya, bukan pasar muamalahnya ini. Yang kena hukum adalah karena mencetak uang dan menggunakannya, ini yang enggak boleh. Yang lainnya boleh semua," ia menambahkan.
Para kiai, ustaz penggiat ekonomi syariah, dan para akademisi yang penggiat ekonomi syariah, bisa mendampingi orang-orang yang sebetulnya punya kreativitas untuk menggerakkan ekonomi umat.
"Kreativitasnya jangan dibunuh. Ini kan kreativitas, membuat pasar," ujar Marsudi yang juga Sekretaris Dewan Penggerak Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.