Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagalnya Penerapan Protokol Kesehatan di Lokasi Pengungsian saat Banjir Melanda. . .

Kompas.com - 09/02/2021, 17:35 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku telah melakukan berbagai persiapan untuk mencegah penularan Covid-19 di lokasi pengungsian, seiring datangnya musim hujan yang berpotensi sebabkan banjir di Ibu Kota.

Di antara hal yang dipersiapkan adalah penyusunan tata letak tenda pengungsi sehingga dapat meminimalisir penyebaran virus.

Berdasarkan catatan Harian Kompas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta berencana memisahkan tenda pengungsi umum, tenda kelompok rentan (ibu hamil dan lansia), serta tenda suspek Covid-19.

Pengawasan ketat terhadap penerapan protokol kesehatan juga akan dilakukan.

Namun, pada kenyataannya, rencana tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Baca juga: Korban Banjir Jakarta Mengungsi di Masjid, Pimpinan DPRD Ingatkan Ancaman Klaster Covid-19 Baru

Warga berhimpit-himpitan di lokasi pengungsian

Hujan deras yang terjadi sepanjang Minggu (7/2/2021) menyebabkan sebagian wilayah Ibu Kota terendam banjir. Puncaknya terjadi pada Senin (8/2/2021) pagi.

Akibatnya, ribuan warga terpaksa harus meninggalkan kediaman mereka dan mengungsi ke posko yang telah disediakan. Bangunan seperti sekolah dan tempat ibadah biasanya digunakan sebagai posko pengungsian.

Berdasarkan pantauan Kompas di posko pengungsian di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, kebanyakan warga tidak menerapkan protokol kesehatan yang diperlukan.

Lurah Kampung Melayu Setiawan menyebutkan, sulit untuk menerapkan protokol kesehatan karena warga masih diselimuti rasa panik karena banjir.

"Pengaturan protokol kesehatan hingga kini masih sulit dilakukan. Saya memahami kondisi orang-orang di sekitar lokasi yang mungkin masih panik dengan banjir," tutur Setiawan.

Baca juga: Banjir di Jaksel Senin Kemarin, 4 Kelurahan Terdampak

Ia mengatakan, setidaknya 506 warga Kampung Melayu mengungsi ke bangunan SDN 01/02 Kampung Melayu, kantor kelurahan, dan dua bangunan mushala.

Jumlah penghuni di setiap ruangan pengungsian mestinya dibatasi hanya sekitar 20 orang. Meski begitu, ada saja ruangan yang terisi hingga 40 orang.

Penggunaan masker belum menjadi prioritas

Pantauan Kompas, sebagian besar pengungsi di Kampung Melayu tidak disiplin memakai masker.

Sekalipun masker terpakai, mereka cenderung menggunakan masker ke dagu. Beberapa bahkan tidak menggunakan masker sama sekali.

Anak-anak yang bermain di sekitar posko juga kerap tidak menggunakan masker.

Baca juga: Sempat Terjebak Banjir di Lantai 2 Rumahnya, Seorang Ibu di Bidara Cina Dievakuasi

Seorang pengungsi, Aci Bintiarta (67), mengatakan pelaksanaan protokol kesehatan belum menjadi prioritas baginya karena menyelamatkan diri dari banjir lebih penting.

”Saya takut keluarga terjebak di rumah saat genangan tinggi. Semua (anggota keluarga) saya bawa ke sini, enggak kepikiran bawa baju atau apa-apa, apalagi masker. Yang penting selamat dulu di posko pengungsian,” ucap Aci.

(Penulis: Aditya Diveranta/ Editor: Andy Riza Hidayat)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.id dengan judul "Protokol Kesehatan di Pengungsian Banjir Sulit Diterapkan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Megapolitan
Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Megapolitan
Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Megapolitan
Jadi Tersangka, Sopir Truk 'Biang Kerok' Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Jadi Tersangka, Sopir Truk "Biang Kerok" Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Megapolitan
Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Megapolitan
Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Megapolitan
Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Megapolitan
SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Megapolitan
Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Megapolitan
Kasusnya Dihentikan, Aiman Witjaksono Minta Polisi Kembalikan Ponsel yang Disita

Kasusnya Dihentikan, Aiman Witjaksono Minta Polisi Kembalikan Ponsel yang Disita

Megapolitan
Ikut Resmikan Masjid Agung Bogor, Zulhas Puji Lokasinya yang Strategis

Ikut Resmikan Masjid Agung Bogor, Zulhas Puji Lokasinya yang Strategis

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis di Jakarta tapi KJP Dihapus, Warga: Lebih Adil

Wacana Sekolah Gratis di Jakarta tapi KJP Dihapus, Warga: Lebih Adil

Megapolitan
Terungkapnya Kasus Bensin Campur Air di Bekasi, Ternyata Bukan karena Kebocoran Tangki di SPBU

Terungkapnya Kasus Bensin Campur Air di Bekasi, Ternyata Bukan karena Kebocoran Tangki di SPBU

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com