Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Proyek Jakarta International Stadium, Warga Kebun Bayam: Kami Kebanjiran Tiap Malam

Kompas.com - 10/02/2021, 14:31 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Furqon (44), salah satu warga Kebun Bayam, Jakarta Utara, mengaku tak hanya menjadi korban penggusuran, tetapi juga terimbas banjir karena pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

"Seharusnya Jakpro (PT Jakarta Propertindo) bukan hanya menanam beton, tapi manusianya juga dipikirkan, kami harus kebanjiran tiap malam," kata Furqon saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/2/2021).

Furqon menjelaskan, sebelum ada pembangunan JIS, area tersebut merupakan wilayah perkebunan yang menjadi sumber mata pencarian mereka.

Kini, area tersebut sudah lebih tinggi dari permukiman sehingga menyebabkan aliran air merendam sejumlah warga yang masih bertahan di sana.

"Itu area JIS yang sedang dibangun dulu kan kebun, itu sekarang sudah menjadi coran, jadi permukaannya sudah lebih tinggi dari permukiman," tutur Furqon.

Baca juga: Tergusur Jakarta International Stadium, Warga Kebun Bayam Tagih Janji Anies Bangun Kampung Deret

"Jadi ketika hujan ya airnya tumpah ke kami, kerendamlah kami, kayak ikan lele begitu," sambungnya.

Saat ini, diketahui masih ada 50 keluarga yang bertahan tinggal di bantaran kali hingga pinggir rel kereta di sekitar JIS.

Menurut Furqon, hal itu bisa berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan warga, khususnya anak-anak.

"Air yang ada di pembangunan Jakpro ini otomatis mengundang penyakit, (bagaimana) anak-anak kami ya kan," ujarnya.

Baca juga: Bangun Stadion BMW, DKI Akan Tertibkan Lahan di Kampung Kebun Bayam

Furqon dan warga lainnya hingga kini masih menanti janji pemerintah atas rencana pembangunan kampung deret untuk tampat tinggal mereka.

Furqon berharap ada tindakan dari pemerintah untuk memperhatikan warga Kebun Bayam yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.

Kompas.com kemudian menghubungi pemilik proyek JIS, PT Jakarta Propertindo, untuk meminta tanggapan.

Menurut Corporate Communication and Commercial PT Jakarta Propertindo, Arnold Kindangen, warga seharusnya sudah pindah dari kawasan tersebut agar tidak terkena banjir.

"Kondisi tersebut karena warga tersebut tidak mengikuti rekan-rekan warga yang sudah pindah setelah menerima kompensasi ganti untung," kata Arnold.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com