JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan Imlek 2572 tahun 2021 yang akan jatuh pada Jumat (12/2/2021) terasa berbeda bagi para pedagang barang atau penganan khas tahun baru China tersebut.
Sejumlah pedagang di Gedung Chandra, Glodok, Jakarta Barat, mengaku mengalami penjualan yang sepi menjelang Imlek tahun ini.
Wijaya, salah satunya. Pedagang kue khas Imlek seperti kue keranjang tersebut mengaku mengalami penurunan omzet pada tahun ini ketimbang menjelang perayaan di tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: Jakarta Mendadak Bandeng saat Imlek, Ada Apa?
"Jauh banget perbedaannya (omzet), (penurunan) daya beli masyarakat bisa 50 persen karena situasi pandemi ini," ujar Wijaya kepada Kompas.com, Rabu (10/2/2021).
Wijaya merasakan betul penurunan omzet tersebut lantaran ia merupakan generasi kedua yang menjajakan penganan Imlek di sana.
"Kalau jualan ini dari ibu, saya yang nerusin. Sekarang generasi kedua. Kalau saya berjualan sedang berjalan lima tahun, tapi ibu memang dari gadis sudah berdagang di sini," papar Wijaya.
Menurut Wijaya, H-2 sebelum Imlek semestinya menjadi puncak dari geliat jual-beli produknya. Namun, kali ini dagangannya masih terbilang banyak.
"Harusnya sih H-2 ini puncaknya karena H-1 Imlek itu khususnya orang-orang Chinese itu tidak keluar rumah lagi. Mereka beres-beres rumah," jelasnya.
Dia pun berharap pandemi bisa segera usai.
"Semoga pandemi ini cepat berlalu dan kita semua kembali lagi normal seperti biasanya. Jadi, kita dagang juga enak," ucap Wijaya.
Hal serupa dirasakan Irfan, penjual pernak-pernik Imlek seperti angpao, gambar shio, gantungan, dan lampion. Menurutnya, penjualannya menjelang Imlek tahun ini terbilang sepi.
"Kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini lebih sepi karena adanya pandemi. Covid-19 ini benar-benar mempengaruhi dagangan kita," kata Irfan.
Menurut Irfan, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ditetapkan pemerintah membuat masyarakat lebih memilih memberi kebutuhan untuk Imlek via online.
"Orang jarang keluar karena adanya PSBB. Karena mereka malas keluar rumah, biasanya kalau butuh sesuatu pasti dari online. Nah itu sangat mempengaruhi penjualan kita," ucapnya.
Bahkan, Irfan melanjutkan, penurunan omzet dagangannya mencapai 70 persen.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.