Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMI Kota Bekasi Buka Layanan Donasi Plasma Konvalesen, Donor Diutamakan Laki-laki

Kompas.com - 11/02/2021, 16:06 WIB
Walda Marison,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi mulai membuka layanan donasi plasma konvalesen mulai hari ini, Kamis (11/2/2021).

PMI Kota Bekasi menerapkan syarat khusus bagi penyintas Covid-19 untuk mendonasikan plasma konvalesen.

Dr Abas Suherli selaku Manajer Mutu Laboratorium PMI Kota Bekasi menjelaskan berapa syarat yang harus dipenuhi donor.

Donor diutamakan berjenis kelamin laki-laki dengan usia 18-60 tahun.

Sementara itu, penyintas Covid-19 perempuan yang ingin mendonasikan plasma konvalesen syaratnya belum pernah hamil sebelumnya.

"Setelah itu, pasien sembuh minimal 14 hari tanpa gejala atau sampai kira-kira 6 bulan lamanya. Diharapkan dalam waktu itu kadar antibodinya masih tinggi untuk dapat diambil dan diberikan kepada penderita Covid-19," kata Abas, Kamis (11/2/2021).

Baca juga: PMI Kota Bekasi Dapat Bantuan Alat untuk Kegiatan Donasi Plasma Konvalesen

Setelah itu, persyaratan umum lain, yakni donor tak mengidap penyakit yang penularannya melalui darah, seperti seperti hepatitis, HIV, dan juga sipilis.

Jika melewati proses seleksi itu, donor dipastikan layak untuk mendonasikan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19.

Saat ini, PMI Kota Bekasi baru memiliki satu alat untuk mengambil plasma konvalesen.

Dalam waktu dekat, Pemkot Bekasi akan menambah satu alat lagi agar proses donasi plasma bisa berjalan maksimal.

Semua penyintas Covid-19 yang merasa memiliki kriteria tersebut bisa mendatangi kantor PMI Kota Bekasi.

Baca juga: PMI Kota Bekasi Layani Donor Plasma Konvalesen Mulai Hari Ini

Diberitakan Kompas.com pada 5 Januari 2021, Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto, mengungkapkan, plasma konvalesen sudah dikenal sejak lama sebagai sebuah metode terapi.

Menurut dia, terapi ini berpijak pada pemahaman bahwa seorang penyintas infeksi akan membentuk antibodi di tubuhnya setelah sembuh.

Kemudian, antibodi itu akan disimpan dalam plasma darah orang tersebut.

Dari kondisi itu, para tenaga kesehatan (nakes) berusaha membantu, jika ada orang yang terinfeksi, sedangkan orang tersebut belum memiliki antibodi.

Para nakes akan membantu dengan cara memberikan plasma dari orang yang sudah sembuh dari suatu infeksi.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Imbau 5.000 ASN yang Pernah Terpapar Covid-19 Jadi Donor Plasma Konvalesen

Sementara itu, untuk Covid-19, Tonang menjelaskan, acuannya adalah penyintas penyakit tersebut diharapkan sudah membentuk antibodi.

Plasma penyintas Covid-19 itu kemudian diberikan kepada orang lain yang sedang menghadapi infeksi virus SARS-CoV-2, dengan harapan antibodi tersebut mampu melawan infeksi yang sedang berjalan.

Secara sederhana, terapi plasma konvalesen dapat dipahami sebagai transfer antibodi antara penyintas suatu infeksi kepada orang yang tengah mengalami infeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com