JAKARTA, KOMPAS.com - Dua korban yang ditusuk oleh mantan petugas satpam Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, RH (43), menjalani perawatan intensif.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Gumilar Ekalaya mendapatkan luka tusuk sedalam empat sentimeter.
"Saat ini kondisi korban masih dalam kondisi stabil, namun masih dalam proses perawatan karena luka di bagian paha kiri untuk korban pertama sedalam empat sentimenter," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Azis Andriasnyah dalam rekaman suara yang diterima Kompas.com, Kamis (11/2/2021).
Gumilar ditusuk RH di lantai dua Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta seusai berbincang terkait status kontrak kerja yang telah habis.
Baca juga: Sakit Hati lalu Tusuk Plt Kadis Pariwisata DKI, Ternyata Pelaku Tak Terima Jawaban Ini...
Gumilar kemudian ditusuk di bagian paha oleh RH.
"Untuk luka dari korban kedua (petugas satpam) di bagian dada kiri harus mendapatkan perawatan dijahit," tambah Azis.
Petugas satpam turut menjadi korban karena berusaha menangkap RH seusai menusuk Gumilar. Petugas satpam tersebut ditusuk RH saat bergumul.
"Security (satpam) itu curiga kenapa pelaku tersebut bawa belati, kemudian dihalau. Di situlah ada pergumulan (RH) dengan security dan mengakibatkan security tersebut tertusuk di bagian dada diri," tambah Azis.
RH diketahui sempat datang ke Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta pada Senin (8/2/2021) untuk menanyakan status kontrak kerjanya sebagai petugas satpam.
Baca juga: Sebelum Tusuk Plt Kadis Pariwisata DKI, Pelaku Sempat Ancam Pegawai Disparekraf
RH telah bekerja delapan tahun sebagai petugas satpam dan kini telah diputus kontrak.
Pada Senin lalu, RH bertemu dengan bagian kepegawaian Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta untuk menanyakan status kontrak kerjanya yang habis.
Namun, RH disarankan untuk menanyakan ke Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Menurut Azis, RH bekerja sebagai petugas satpam di kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tetapi kontrak kepegawaiannya ada di Dinas Kebudayaan.
Kedua dinas tersebut mulanya tergabung dalam Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.
"Pada tanggal 10 Februari, dia sudah persiapkan senjata tajam tersebut. Kebetulan dia sedang konfirmasi kepada PLT Kepala Dinas Parekraf DKI Jakarta. Pejabat (Gumilar) itu juga tak menduga karena berpikirnya menanyakan biasa. Ternyata setelah diberikan jawaban, dan jawaban itu normatif, bukan seperti perselisihan, tidak," tambah Azis.