Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kebun Bayam Tak Mau Pindah, Jakpro Jawab Soal Kampung Deret hingga Dana Kompensasi

Kompas.com - 12/02/2021, 07:02 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah hunian warga Kebun Bayam yang terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) masih berlanjut.

Pihak Jakpro pada Kamis (11/2/2021), melakukan pembersihan puing-puing bangunan di sekitar Kampung Bayam menggunakan eksavator.

Jakpro memastikan bahwa mereka hanya membersihkan bangunan yang sudah tidak berpenghuni.

Sementara terdapat 50 kepala keluarga yang masih bertahan tinggal di pinggir rel kereta dan bantaran kali di sekitar JIS.

Baca juga: Tergusur Jakarta International Stadium, Warga Kebun Bayam Tagih Janji Anies Bangun Kampung Deret

Warga menuntut kepastian pembangunan kampung deret yang dijanjikan akan menjadi tempat tinggal mereka.

Kompas.com merangkum pernyataan warga dan JakPro terkait masalah ini sebagai berikut.

1. Warga menolak pindah

Warga Kebun Bayam menolak pindah sebelum adanya kepastian akan rencana kampung deret tersebut.

"Pertama kami minta kesepakatan untuk pertanggungjawaban JakPro untuk mengarahkan zona mana rumah deret yang akan dijadikan bangunan untuk kami," kata Salah satu warga, Muhammad Furqon saat ditemui di lokasi.

"Sebelum itu ditandatangani bersama dan sepakati bersama, kami tidak akan hengkang dari sini," lanjutnya.

Menurut Furqon, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah berjanji kepada warga Kebun Bayam untuk membangun kampung deret bagi mereka.

Sebab, tempat yang selama ini mereka tinggali masuk dalam area pembangunan JIS.

"Saya mohon kepada Bapak (Anies) atas inisiasi niat Bapak (Anies) kepada kami 50 KK, yang akan membangun peradaban kembali, mohon peradaban itu dikembalikan sesuai dengan pembicaraan kita," tutur Furqon.

Baca juga: Warga Kebun Bayam Terdampak JIS, Tagih Janji Anies hingga Jawaban Jakpro

2. Kampung deret masih dikaji

Rencana pembangunan kampung deret disebut masih dalam tahap pengkajian.

Hal itu dikatakan Design Officer Jakarta Internasional Stadium (JIS) PT Jakpro, Ni Wayan Anantasia saat ditemui di lokasi

"Terkait kampung deret kita masih dalam tahap kajian karena dalam hal pengembangan rumah deret itu bisa saja masuk ke dalam pengembangan zona hijau," kata Tasia.

"Masih dalam tahap kajian dan harus kita diskusi juga masih dalam tahap menggodok kira-kira apakah ini masih layak atau tidak," sambungnya.

Namun, Tasia tidak bisa menyebutkan kapan waktunya rencana tersebut akan ditentukan.

Baca juga: Jakpro: Pembangunan Jakarta International Stadium Sudah 45,2 Persen

3. 569 warga telah terima kompensasi

Tasia juga mengungkapkan, 569 warga Kebun Bayam sudah menerima dana kompensasi atau yang disebut Resettlement Action Plan (RAP).

"Dari data itu kita sudah menampung 627 KK yang terdata oleh konsultan kita, dan hingga Februari ada 569 KK yang sudah menerima dana kompensasi dari kita melalui Bank DKI," kata Tasia.

Setiap warga diberikan kompensasi dengan nominal yang berbeda-beda, sesuai dengan aset yang mereka miliki dan terverifikasi oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) sebagai konsultan independen.

Dana kompensasi itu meliputi penggantian biaya sewa rumah selama 12 bulan, biaya mobilasasi dan pembongkaran serta mengganti pendapatan yang hilang.

4. Penerima kompensasi harus pindah

Dalam perjanjian dana kompensasi itu, setiap warga yang sudah setuju dengan nominal yang ditentukan, harus pindah dari lokasi tersebut.

"Di situ tertulis bahwa ketika mereka setuju dengan nominalnya dalam waktu 30 hari sejak mereka menerima dana kompensasi, mereka harus segera membongkar bangunan dan pindah dari sini," tutur Tasia.

Semua perjanjian itu tertera di berita acara yang ditandatangani oleh kedua pihak.

Sejauh ini, menurut Tasia, 70 persen warga sudah kooperatif dengan merobohkan sendiri tempat tinggal mereka di lokasi tersebut.

Hingga saat ini, pihak JakPro masih terus melakukan pendekatan kepada warga dengan berdiskusi demi menyelesaikan masalah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com