Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dijadikan Petugas Swab Antigen di Perumahan demi Pelacakan Kasus Covid-19

Kompas.com - 16/02/2021, 08:29 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Selain melibatkan warga dalam pelacakan kasus baru Covid-19, pemerintah kota dan kepolisian juga menyediakan layanan swab antigen bagi warga tanpa biaya.

Pemeriksaan terkait Covid-19 secara cuma-cuma itu untuk mempercepat pelacakan kasus, sekaligus membantu petugas RT/RW mencegah penularan virus corona tipe 2.

"Kepolisian sifatnya membantu para perangkat RT/RW untuk mengurangi penyebaran Covid19 di Kampung Tangguh ini," kata Mukti dalam keterangan tertulis, Minggu (14/2/2020) sore.

Sebab, warga yang dinyatakan reaktif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan antigen bisa langsung ditindak lanjuti dengan uji swab polymerse chain reaction (PCR).

Adapun tiga wilayah RW tersebut dipilih sebagai lokasi Kampung Tangguh Jaya karena masuk kategori zona merah penyebaran Covid-19 di Tangerang Selatan.

"Ketiga RW tersebut merupakan zona merah dalam penyebaran Covid 19 di daerah Tangerang Selatan," ujar Mukti.

Namun, pernyataan Mukti berbeda dengan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang menyebut tidak ada RT/RW zona merah penyebaran Covid-19 ketika PPKM berbasis mikro dimulai.

"Dari beberapa data, ada yang hijau dan ada yang kuning. Nah kami akan lihat lagi perkembangannya. Sampai per tanggal 8 Februari kemarin, tidak ada yang merah," ujar Airin kepada wartawan, Senin (15/2/2021).

Pelatihan swab antigen untuk warga dinilai baik

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Banten Budi Suhendar mengungkapkan, pelibatan warga sebagai petugas swab untuk rapid test antigen merupakan langkah yang baik untuk mempercepat pelacakan kasus baru Covid-19.

"Memang semestinya memiliki peran sesuai kapasitasnya. Terkait warga dilatih swab rapid test antigen bukanlah sesuatu yang buruk bila memang dinilai sudah diperlukan," ujar Budi kepada Kompas.com, Senin (15/2/2021).

Baca juga: Warga Dilatih Lakukan Swab Antigen untuk Lacak Kasus Covid-19, Ini Tanggapan IDI

Namun, terdapat sejumlah hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah kota dan juga kepolisian saat menjalankan program kolaborasi tersebut.

Salah satunya adalah memastikan pihak yang memberikan pelatihan terhadap warga haruslah orang-orang yang memiliki keterampilan atau pengalaman dalam melakukan pemeriksaan terkait Covid-19.

Hal itu untuk menghindari kemungkinan penyalahgunaan atau kesalahan dalam melakukan pelacakan kasus Covid-19 melalui rapid test antigen.

"Sepanjang yang melatih adalah orang yang memiliki kapasitas dan kewenangan, dan bisa melakukan supervisi atas tindakan tersebut, agar dilakukan dengan baik dan benar," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Budi, pelaksanaannya tetap harus diawasi secara ketat dan dikoordinasi dengan otoritas terkait dari bidang kesehatan.

Tujuannya agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat mengingat pemeriksaan terkait Covid-19 itu lazimnya dilakukan oleh tenaga kesehatan.

"Selalu berkoordinasi dengan pihak yang memiliki otoritas di bidang kesehatan setempat, yaitu puskesmas dan Dinas Kesehatan, agar tidak terjadi salah persepsi mau pun ketidaksesuaian dalam pelaksanaannya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com