JAKARTA, KOMPAS.com - Foto pemandangan Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat yang bisa disaksikan secara jelas dari Kemayoran, Jakarta Pusat, viral di media sosial.
Foto tersebut diambil pada Rabu (17/2/2021) pagi oleh seorang warga bernama Ari Wibisono. Menurutnya, terlihatnya gunung tersebut dari Jakarta menandakan kualitas udara yang sedang bersih.
"Pukul 06.20 WIB sampai 07.00 WIB, gunung masih terlihat gagah. Jelang jam 07.30 WIB, gunung mulai hilang pelan-pelan," ujar Ari ketika dihubungi Kompas.com.
View this post on Instagram
Baca juga: Gunung Gede Pangrango Terlihat dari Kemayoran, Pemprov DKI: Dampak Positif PSBB
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Syaripudin mengatakan, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama pandemi Covid-19 berdampak positif terhadap kualitas udara Jakarta.
Dengan rendahnya mobilitas warga selama PSBB, pencemaran udara dari kendaraan dan tempat idustri menjadi berkurang, ujarnya dalam keterangan tertulis.
"Pandemi telah menunjukkan kepada kita bahwa masih ada harapan untuk lingkungan hidup yang lebih baik," kata Syaripudin, Rabu.
Selain itu, kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait kewajiban uji emisi bagi kendaraan bermotor turut memberikan kontribusi positif terhadap kualitas udara Ibu Kota.
Baca juga: Ari Wibisono Bantah Tuduhan Arbain Rambey Manipulasi Foto Kemayoran Berlatar Gunung Gede Pangrango
Organisasi kampanye lingkungan Greenpeace Indonesia membeberkan fakta bahwa kualitas udara Jakarta di tahun 2020, atau selama PSBB berlangsung, tidak semakin membaik.
Alat pemantau kualitas udara di dua stasiun di Jakarta, yakni Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan mencatat minimnya hari dengan kualitas udara sehat sepanjang tahun 2020.
Kualitas udara selama masa PSBB mayoritas masih dalam kategori sedang (yang ditandai dengan warna kuning), tidak sehat bagi kelompok sensitif (oranye), dan tidak sehat (merah).
"Trendnya (di 2020), kualitas udara Jakarta tidak semakin baik," ujar Greenpeace Indonesia dalam akun Twitter resminya, pada Kamis (18/2/2021).
Ini data kualitas udara di 2020 - Trendnya kualitas udara Jakarta tidak semakin baik.
Pemandangan Gunung di Jabar akan sering terlihat adalah bonus lainnya jika kita berhasil mengurangi polusi udara.
Perlu keberpihakan politik, pajak mobil baru nol persen bukan salah satunya! pic.twitter.com/mskPkuR9Kd
— Greenpeace Indonesia (@GreenpeaceID) February 18, 2021
Sementara itu, Koordinator Bidang Analisis Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) membenarkan penerapan PSBB berkontribusi terhadap penurunan tingkat polusi udara di Jakarta.
"Pertama memang faktor-faktor yang memengaruhi polusi itu jelas, sumber polusinya yaitu aktivitas manusia. Ketika PSBB dilakukan, aktivitas manusia termasuk polusi udara juga berkurang," kata Kadarsah saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).
Baca juga: Gunung Gede Terlihat dari Kemayoran, Benarkah PSBB Bersihkan Polusi Jakarta?
Di samping itu, hujan yang belakangan mengguyur Jakarta juga ikut menyapu polusi yang ada di udara.
"Dalam ilmu meteorologi klimatologi, disebut dengan deposisi basah," kata Kadarsah.
Mekanisme wet deposition atau pengendapan basah ini, kata Kadarsah, membersihkan polusi dengan menurunkan polutan-polutan yang ada di udara, dicuci atau dibersihkan dengan curah hujan yang tinggi.
"Semakin tinggi curah hujannya, maka polutan-polutan di atmosfer atau udara akan mengendap," jelas dia.
Peta observasi curah hujan BMKG menunjukkan curah hujan tinggi di sejumlah wilayah Jakarta mulai dari 16 februari 2021 jam 07.00 WIB hingga 17 Februari 2021 jam 07.00 WIB.
(Penulis: Singgih Wiryono, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas | Editor: Sandro Gatra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.