JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Lilik Sumardi menegaskan, warga dilarang berhenti di atas flyover untuk mengambil foto gunung Gede Pangrango.
Lilik mengatakan, kegiatan berhenti di atas flyover dapat mengganggu lalu lintas serta membahayakan pengguna jalan.
"Tidak boleh ada orang yang berhenti di jembatan flyover. Membahayakan diri dia dan orang lain," kata Lilik kepada Kompas.com, Kamis (18/2/2021).
Baca juga: Gunung Gede Pangrango Terlihat dari Kemayoran, Pemprov DKI: Dampak Positif PSBB
Hal ini disampaikan Lilik menanggapi foto viral pemandangan Gunung Gede Pangrango yang terlihat jelas dari Jakarta.
Foto yang diambil oleh Ari Wibisono dari atas flyover Kemayoran itu menimbulkan perdebatan terkait keasliannya.
Akhirnya banyak warga yang tertantang untuk mengambil foto serupa. Sejumlah orang kemudian berhenti di flyover tersebut, Kamis pagi tadi.
Bahkan sudah ada kontes foto mengambil gambar Gunung Gede Pangrango berhadiah uang tunai.
Lilik mengaku sudah mendapat laporan soal warga yang ramai-ramai mengambil foto gunung Gede Pangrango dari atas flyover Kemayoran.
"Saya dapat info juga, saya coba suruh cek tadi pagi saya kirim anggota, katanya 'Sudah bubar, Ndan'," kata Lilik.
Baca juga: Ari Wibisono Bantah Tuduhan Arbain Rambey Manipulasi Foto Kemayoran Berlatar Gunung Gede Pangrango
Ia berharap tak ada lagi warga yang berhenti di atas flyover untuk mengambil foto gunung Gede Pangrango. Jika masih ada, ia memastikan polisi akan menilang.
Sebab, itu sudah termasuk melanggar larangan berhenti dan parkir yang telah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
"Jangan ada lagi yang foto-foto di situ," kata Lilik.
Foto suasana Kemayoran berlatar Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat karya fotografer, Ari Wibisono, mendadak jadi perbincangan warganet.
Gunung Gede Pangrango terlihat jelas dan besar di dalam frame foto.
Foto itu menjadi ramai setelah fotografer senior Arbain Rambey menuduh foto itu hasil "tempelan".
Baca juga: Bantah Foto Tempelan, Ini Proses Ari Wibisono Motret Gunung Gede Pangrango dari Kemayoran
Tuduhan Arbain itu disampaikan ketika mengomentari foto Ari yang diunggah akun Twitter Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta @dinaslhdki.
Cap "tempelan" dari Arbain itu kemudian ramai ditanggapi warganet di media sosial. Tidak sedikit netizen yang menariknya ke ranah politik.
Saat dikonfirmasi, Ari memembantah memanipulasi foto dan siap membuktikan keaslian karyanya.
Foto itu diambil dari kawasan Kemayoran pada Rabu (18/2/2021) pagi.
Ari bercerita, awalnya ia sengaja keluar pagi-pagi untuk hunting suasana Jakarta. Ia ingin menggambarkan perbaikan kualitas udara Jakarta dampak penerapan PSBB.
"Sengaja lagi hunting naik motor lewat flyover Kemayoran arah Gunung Sahari," ujar dia kepada Kompas.com.
"Spot itu dadakan pas saat saya lewat jalur itu tiba-tiba pas tengok kiri ada terlihat Gunung Gede Pangrango,” tambah Ari.
Ari mengaku, sudah empat kali melewati kawasan Kemayoran untuk memotret Gunung Gede Pangrango.
Pada Rabu pagi, ia baru mendapatkan cuaca dan udara yang bersih untuk memotret Gunung Gede Pangrango.
“Sehingga jika di foto, gunung itu akan terlihat jelas,” tambah Ari.
"Pukul 06.20 WIB sampai jam 07.00 WIB, gunung masih terlihat gagah. Jelang jam 07.30 WIB, gunung mulai hilang pelan-pelan," tambah dia.
Pada Rabu kemarin, Ari memotret sebanyak 20 kali dengan pengaturan manual yang berbeda. Ia memakai kamera Nikon dengan lensa 55-300 mm, dibantu tripod.
Ari menyebutkan, dari 20 foto yang diambil, hanya ada satu foto Gunung Gede Pangrango yang terbaik, menurut dia.
“Dan hanya 1 foto yang setingannya yang pas menurut saya komposisinya. Nah saya pilih lah foto itu menurut saya yang terbaik untuk saya upload di Instagram saya @wibisono.ari,” tambah Ari.
Ari merasa tuduhan Arbain atas karyanya sudah sangat mencemarkan nama baik dan kariernya di dunia fotografi. Ari ingin ada permintaan maaf dari Arbain.
“Ini (tudingan Arbain) bikin nama dan karier saya tercemar banget. Saya tuh mulai dunia foto baru-baru ini belajar lewat YouTube. Saya enggak mampu buat kursus, otodidak,” tambah Ari.
"Saya ingin ada permintaan maaf dari Mas Arbain," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.