Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Polemik Foto Gunung Gede Pangrango yang Dituduh Arbain Rambey Tempelan

Kompas.com - 19/02/2021, 06:35 WIB
Sandro Gatra

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Foto Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat yang menjadi latar belakang suasana di Kemayoran, Jakarta Pusat, menjadi bahan perdebatan di media sosial.

Foto karya fotografer Ari Wibisono dituduh Arbain Rambey, fotografer senior, hasil penggabungan dua foto atau istilah dia "tempelan".

Polemik ini semakin ramai setelah stempel "tempelan" dari Arbain itu ditarik ke ranah politik.

Duduk perkara

Foto itu awalnya diunggah Ari di akun Instagramnya @wibisono.ari, Rabu (17/2/2021).

"Pemandangan Gunung Gede Pangrango di Kemayoran Jakarta Pusat Pagi ini, menandakan Kualitas udara sedang bersih Jakartans ?? #JakartaLangitBiru," tulis Ari dalam caption foto.

Foto Ari itu semakin disorot netizen setelah diunggah ulang oleh sejumlah akun di Instagram hingga Twitter.

Pemandangan yang jarang terlihat dari Jakarta. Biasanya, polusi udara menutupi gagahnya Gunung Gede Pangrango di kejauhan.

Baca juga: Ari Wibisono Ingin Arbain Rambey Minta Maaf agar Polemik Foto Gunung Gede Pangrango Selesai

Masalah kemudian muncul setelah Arbain mengomentari akun Twitter Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang mengunggah foto Ari.

Arbain menyebut foto itu tempelan, dengan sejumlah analisanya.

"Ini foto tempelan. Untuk dapat Pangrango segede gitu, butuh tele panjang lalu motret dari jauh. Melihat perbandingan mobil depan dan belakangnya, jelas tak memakai tele panjang," tulis Arbain dalam akun Twitternya @arbainrambey.

Arbain meyakini ukuran Gunung Gede Pangrango di foto seharusnya tidak sebesar itu jika melihat ukuran jalan.

Ketika menjawab komentar netizen, Arbain memperjelas soal foto "tempelan" yang dia maksud.

"Tempelan....dua foto beneran dijadiin satu foto bo'ongan," kata Arbain menjawab komentar netizen.

"Dua jepretan dalam satu foto," kata Arbain dalam komentar lain.

Politisasi

Masalah makin runyam ketika cap "foto tempelan" dari Arbain itu ditarik ke ranah politik oleh sebagian netizen.

Sorotan mereka pada kualitas udara Jakarta, melebar dari duduk perkara.

Dua kelompok ribut soal kondisi udara Jakarta di tengah perdebatan kelompok yang mempermasalahkan apakah foto itu tempelan atau tidak.

Persis seperti masa kampanye pemilu. Mereka saling tuduh, menyudutkan, dan mendukung tokoh tertentu.

Arbain sempat mempermasalahkan sikap sebagian netizen yang membawa ke ranah politik.

"Saya tuh ditanya, trus mencoba menganalisa. Saya hanya fokus ke fotonya, bahkan penjelasan2 FGnya juga saya dapat dari tweeps. Ini saya lihat malah banyak yang ribut sendiri2, bawa2 politik...," kata Arbain.

Ari menjawab

Ari langsung merespons tuduhan Arbain. Ia memastikan tidak ada penggabungan dua foto dalam foto yang dia unggah.

Di akun Instagramnya, ia menjelaskan bagaimana proses memotret di atas flyover Kemayoran, Rabu pagi.

Baca juga: Bantah Foto Tempelan, Ini Proses Ari Wibisono Memotret Gunung Gede Pangrango dari Kemayoran

Ia juga memberikan sejumlah bukti, salah satunya membagikan foto asli sebelum diedit.

Pada Kamis kemarin, Ari datang ke Redaksi Kompas.com untuk membantah tuduhan Arbain.

Ia menunjukkan file asli foto dan kamera Nikon dengan lensa 55-300 mm yang dia pakai.

Ari juga menunjukkan bagaimana proses editing warna yang dia lakukan, tanpa menggabungkan dua foto.

Sementara itu, Produser Program Kamar Gelap Kompas.com, Dino Octaviano sudah menganalisa file asli foto tersebut.

Dino menggunakan metode pengecekan metadata EXIF foto dan pengecekan kualitas pixel foto lewat lewat aplikasi olah digital Photoshop.

“Kalau dari saya pribadi, sekali lagi ya, ini subyektif. Opini yang saya dapat setelah menganalisa foto Mas Ari berdasarkan pengecekan metadata, ada juga metode untuk pengecekan kualitas piksel. Memang saya tak menemukan tak ada indikasi bahwa foto ini foto manipulasi,” ujar Dino saat syuting program Kamar Gelap di Redaksi Kompas.com.

Baca juga: Jawab Arbain Rambey, Ari Wibisono Buktikan Foto Gunung Gede Pangrango Bukan Tempelan

Ia mempersilahkan jika ada fotografer lain yang ingin menentukan foto itu hasil penggabungan dua foto atau tidak.

Dino tak menampik ada yang lebih berkapasitas daripada dirinya.

“Cuma saya pribadi bisa bilang ini berdasarkan analisa bukan sekadar melihat,” tambah Dino.

Penjelasan Ari dan pengecekan data foto dalam program Kamar Gelap bisa disimak dalam video di bawah ini.

Arbain melebar

Arbain belakangan tidak lagi mempertahankan argumennya soal penggabungan dua foto seperti tuduhan awal.

Masih dalam twitnya, Arbain menyinggung perbedaan warna dari foto asli dan foto hasil editan.

Arbain mengunggah dua foto yang dibagikan Ari di medsos. Satu foto belum diedit, satu foto hasil editan di Adobe Lightroom.

Komposisi kedua foto sama, hanya berbeda warna.

"Duh...masih banyak yang tetap marahin aku nih....
Okelah, gini, kalau dari awal foto kiri yang didiskusikan, diskusinya akan sangat berbeda....tak ada "keanehan" sama sekali di situ....," kata Arbain.

Netizen kemudian mempertanyakan twit awal Arbain soal cap "tempelan".

Arbain menjawab, "Dan itu ya tempelan, wong aslinya gak gitu."

Sontak, sebagian netizen membagikan tangkapan layar pernyataan Arbain sebelumnya bahwa foto Ari itu hasil penggabungan dua foto alias foto "bo'ongan".

Sebab, tuduhan Arbain itu yang menjadi duduk masalah, bukan soal pengeditan warna.

Netizen ingin Arbain fokus pada masalah "penggabungan dua foto", bukan soal editan warna.

Ari ingin polemik selesai

Ari merasa nama baik dan kariernya tercemar. Meski demikian, ia ingin masalah ini cepat selesai.

Permintaannya, Arbain menghubungi jika memiliki itikad baik.

“Saya ingin Mas Arbain Rambey meminta maaf karena polemik foto Gunung Gede Pangrango ini telah menyangkut nama baik,” ujar Ari.

Hal senada disampaikan para netizen di akun Instagram maupun Twitter milik Arbain.

Kompas.com mencoba meminta komentar Arbain. Namun, hingga berita ini diturunkan, ia belum merespons.

UPDATE:

Arbain mengunggah foto dirinya bersama Ari, Jumat (19/2/2021) pagi.

"Amin....terima kasih ya Ri @wibisono.ari ....maafin aku jadi ngrepotin kamu.....
Sehat dan bahagia juga selalu untukmu....," tulis Arbain dalam akun Instagramnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com