"Akhir diskusi ini sederhana...memang backgroundnya jadi tempelan karena olahdigital yang kelas berat seperti di foto yang disebut aslinya ini...," tambahnya.
Baca juga: VIDEO: Penjelasan Ari Wibisono dan Pengecekan Data Foto Gunung Gede Pangrango
Pro dan kontra semakin ramai lantaran banyak warganet menggiring perdebatan itu ke ranah politik.
Tak lagi disorot soal 'tempelan' atau tidak, foto tersebut bikin dua kubu warganet mendebat soal kualitas udara Jakarta.
Sehingga, saling tuduh, menyudutkan tokoh tertentu pun terjadi dalam keributan mempermasalahkan kondisi udara Jakarta.
Arbain menyadari kericuhan yang terjadi.
"Saya tuh ditanya, trus mencoba menganalisa. Saya hanya fokus ke fotonya, bahkan penjelasan2 FGnya juga saya dapat dari tweeps. Ini saya lihat malah banyak yang ribut sendiri2, bawa2 politik...," kata Arbain.
Ari lantas menanggapi pendapat Arbain soal 'tempelan'. Ia menegaskan, tidak ada penggabungan dua foto dalam foto yang ia unggah.
Melalui akun Instagram-nya, Ari memaparkan proses pengambilan foto tersebut.
Dia juga memperlihatkan sejumlah bukti, seperti membagikan foto asli sebelum diedit.
Tak hanya itu, Ari datang ke Redaksi Kompas.com pada Kamis (18/1/2021) untuk mempertegas pernyataannya di media sosial.
“Foto Gunung Gede Pangrango itu saya ambil satu kali. Jadi bukan foto tempelan atau dua foto dijadikan satu,” ujar Ari.
Ia memperlihatkan file asli foto dan kamera Nikon dengan lensa 55-300 mm yang dia pakai.
Ari juga menunjukkan bagaimana proses editing warna yang dia lakukan, tanpa menggabungkan dua foto.
Setelah memperlihatkan bukti, Ari meminta Arbain untuk meminta maaf karena telah mencemarkan nama baik dan kariernya di dunia fotografi.
“Ini (tudingan Arbain) bikin nama dan karier saya tercemar banget. Saya tuh mulai dunia foto baru-baru ini belajar lewat YouTube. Saya enggak mampu buat kursus, otodidak,” kata Ari.