Banjir lagi
Namun, air lalu menggenangi wilayah ini kembali pada Kamis (18/2/2021) yang disebabkan saluran penghubung (PHB) Sulaeman yang meluap.
Banjir masih bertahan sehari setelahnya hingga Sabtu (20/2/2021). Reporter KompasTV melaporkan, genangan air di kawasan tersebut sebenarnya sudah sempat surut hingga 50 sentimeter pada Jumat malam.
Namun, air kembali meninggi pascahujan deras yang mengguyur sejak Sabtu dini hari. Bahkan ketinggian air sempat mencapai 2-4 meter pada Sabtu pagi di RW 04 Cipinang Melayu, yang diklaim sempat terbebas dari banjir.
Lalu ketinggian air sempat mencapai 3 meter di RW 04 pada Sabtu malam. Sekretaris RW 004 Eko Aryanto menuturkan, di RW 04 setidaknya 2.321 warga yang terdampak banjir. Dari jumlah tersebut, terdapat 179 orang lansia, 110 balita, dan 91 batita.
"Terparah sekarang satu sampai tiga meter. Di RT 01, 02, 03, 04, 07," kata Eko, Sabtu malam.
Ketinggian air pada Minggu (21/2/2021) pagi sempat turun. Berdasarkan pantauan jurnalis Kompas TV, Alfania Rizky, beberapa warga kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pembersihan sisa-sisa banjir.
Banjir yang sempat menyentuh ketinggian hingga 4 meter kini mulai surut. Kendati telah surut, namun ketinggian air masih mencapai 1,5 meter.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Sabdo Kurnianto menyebut, wilayah Cipinang Melayu di Jakarta Timur kebanjiran karena curah hujan yang tinggi.
"Karena memang diprediksi berdasarkan data dari lapangan, dari BMKG, hari ini sampai tanggal 20 Februari (2021) itu hujan ekstrem. Terbukti tadi malam itu hujannya di atas rata-rata, yakni 160 mm per hari, di atas 150," kata Sabdo di Cipinang Melayu, Jumat (19/2/2021).
Sedangkan menurut Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna, wilayah Cipinang Melayu selalu direndam banjir sebab topografi atau kondisi daratan di area tersebut lebih rendah dibanding daerah sekitarnya.
Hal ini yang menyebabkan Cipinang Melayu rawan terendam banjir ketika hujan deras mengguyur Jakarta. Bahkan Yayat berpendapat Cipinang Melayu kurang layak dijadikan tempat tinggal.
"Cipinang Melayu itu rendah sekali dia. Dekat kali Cipinang, kemudian itu (daerah sekitarnya) cukup tinggi hampir 4 meter," jelas Yayat dilansir dari Tribunnews.
Tak hanya Cipinang Melayu yang dilanda banjir pada pekan in, beberapa wilayah lain pun turut terendam banjir.
Menanggapi kejadian ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan banjir yang melanda sejumlah lokasi di Jakarta merupakan dampai air kiriman dari Depok, Jawa Barat yang masuk Jakarta melalui Kali Krukut.
Anies menyatakan, penyebab banjir di sisi Jalan Sudirman dikarenakan luapan dari Kali Krukut. Aliran Kali Krukut juga meluap di Jalan Kemang Raya, Jalan Widya Chandra, serta Jalan Tendean.
Menurut Anies, Kali Krukut meluap karena mengalami penambahan debit air dari hujan lokal dari kawasan Depok, Jawa Barat.
Dia menjelaskan, curah hujan di hulu usangai tiinggi hingga 136 milimeter per hari. Air lantas melalui dua arah sungai, yakni Kali Mampang dan Kali Krukut. Kedua aliran air tersebut beryemu di belakang LIPI lalu mengalir ke Jalan Sudirman.
"Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok. Biasanya kalau hujannya di pegunungan (daerah Bogor) airnya akan lewat Kali Ciliwung, tapi kalau terjadinya hujan deras di kawasan tengah (sekitar Depok) maka lewat ke sungai aliran tengah, yakni kali Krukut ini,” ujat Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.