Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2021, 07:45 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Plh Wali Kota Depok Sri Utomo menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai kiriman air dari Depok sebagai salah satu sebab wilayah Kemang dan Sudirman, Jakarta Selatan, kebanjiran pada Sabtu (20/2/2021).

Sri menganggap wajar jika banjir pada kenyataannya memang akibat kiriman air dari wilayahnya.

"Terkait statement itu, ya, wajar, karena memang air itu qadarullah selalu dari atas ke bawah, dari Puncak, Bogor, Depok, dan semuanya akan turun ke Jakarta, dan itu terjadi," jelas Sri ketika dihubungi pada Senin (22/2/2021).

Ia melanjutkan, Jakarta memang akan selalu kedatangan limpahan air dari hulu karena ketinggian daratannya paling rendah.

Baca juga: Anies: Banjir di Jakarta Dampak Air Kiriman dari Depok

"Ya kan kita tahu, kata Pak Anies enam jam kemungkinan dari Bogor sampai ke Jakarta. Ya, memang dari atas turun terus ke Cibinong, terus turun ke Depok, turun ke Condet, dan masuk ke Jakarta. Artinya ya memang seperti itu air turun dari atas ke bawah," ungkapnya.

"Ya memang kondisi topografi DKI Jakarta itu posisinya ada di bawah, memang risikonya itu," lanjut Sri.

Oleh karena itu, menurutnya, hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah ialah mempercepat penanganan banjir yang hampir pasti terjadi pada puncak musim hujan seperti sekarang.

"Nah, inilah yang memang menjadi catatan bagi kita semua. Artinya, memang kalau air sudah kelebihan di Depok atau Bogor, larinya ke wilayah yang rendah yaitu ke Sungai Krukut," kata Sri.

Baca juga: Dituding Penyebab Banjir Kemang, Lippo: Kalau Tidak Ngerti Jangan Sok Tahu

"Kita bersama memang harus, saat cuaca ekstrem gini, siap-siap menjaga, bagaimana caranya umpamanya kalau air kelebihan banyak, ya cepat menyurutkan saja," tutupnya.

Sebelumnya, Anies sempat mengemukakan bahwa banjir di Jakarta sebagai dampak kiriman dari Depok, saat menjelaskan kawasan yang tergenang di sekitar Kali Krukut.

“Di hulunya terjadi curah hujan yang sangat tinggi tercatat 136 mm per hari. Kemudian lintas airnya melewati dua sungai, satu Kali Mampang dan dua Kali Krukut. Kedua aliran kali itu bertemu di belakang LIPI. Lalu mengalir ke Sudirman. Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok,” ujar Anies.

“Biasanya kalau hujannya di pegunungan (daerah Bogor), airnya akan lewat Kali Ciliwung, tapi kalau terjadinya hujan deras di kawasan tengah (sekitar Depok) maka lewat ke sungai aliran tengah, yakni Kali Krukut ini,” tambahnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Perumahan Namara Pamulang Masih Terendam Banjir

Perumahan Namara Pamulang Masih Terendam Banjir

Megapolitan
Apartemen yang Digeledah di Dharmawangsa Ternyata Milik Firli Bahuri

Apartemen yang Digeledah di Dharmawangsa Ternyata Milik Firli Bahuri

Megapolitan
Ayah Diduga Bunuh 4 Anak di Jagakarsa, Sosiolog: Ini Fenomena “Gunung Es”

Ayah Diduga Bunuh 4 Anak di Jagakarsa, Sosiolog: Ini Fenomena “Gunung Es”

Megapolitan
Bawaslu Jakbar Terima Laporan Ada Atribut Caleg Dipasang di Rumah ASN dan Asrama Polri

Bawaslu Jakbar Terima Laporan Ada Atribut Caleg Dipasang di Rumah ASN dan Asrama Polri

Megapolitan
Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Mengaku Nikah Siri sehingga Tak Punya KK

Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Mengaku Nikah Siri sehingga Tak Punya KK

Megapolitan
Sebelum Meninggal, Siswa SD di Bekasi yang Kanker Tulang Sempat Drop dan Sulit Bernapas

Sebelum Meninggal, Siswa SD di Bekasi yang Kanker Tulang Sempat Drop dan Sulit Bernapas

Megapolitan
Ayah di Jagakarsa Dinilai Tak Rasional Lagi, Diduga Bunuh Anak untuk Kurangi Beban Hidup

Ayah di Jagakarsa Dinilai Tak Rasional Lagi, Diduga Bunuh Anak untuk Kurangi Beban Hidup

Megapolitan
Kronologi 4 Anak Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Berawal dari Adanya Bau Busuk

Kronologi 4 Anak Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Berawal dari Adanya Bau Busuk

Megapolitan
Ayah yang Diduga Bunuh 4 Anak di Jagakarsa Tak Bayar Kontrakan Berbulan-bulan

Ayah yang Diduga Bunuh 4 Anak di Jagakarsa Tak Bayar Kontrakan Berbulan-bulan

Megapolitan
Sosiolog Duga Ayah Bunuh 4 Anak di Jagakarsa karena Depresi Dicibir Warga dan Masalah Ekonomi

Sosiolog Duga Ayah Bunuh 4 Anak di Jagakarsa karena Depresi Dicibir Warga dan Masalah Ekonomi

Megapolitan
Dinas Lingkungan Hidup hingga TNI Angkut Tumpukan Sampah di Pasar Bantargebang

Dinas Lingkungan Hidup hingga TNI Angkut Tumpukan Sampah di Pasar Bantargebang

Megapolitan
Penghormatan Terakhir, Gerindra DKI Mempersilakan Pendukung Tetap Coblos Caleg Purwanto yang Wafat

Penghormatan Terakhir, Gerindra DKI Mempersilakan Pendukung Tetap Coblos Caleg Purwanto yang Wafat

Megapolitan
Ibu dari Empat Bocah yang Tewas di Jagakarsa Sempat Muntah Darah karena Dianiaya Suami

Ibu dari Empat Bocah yang Tewas di Jagakarsa Sempat Muntah Darah karena Dianiaya Suami

Megapolitan
Akibat Hujan Deras, Rumah Lansia di Cipayung Depok Ambruk

Akibat Hujan Deras, Rumah Lansia di Cipayung Depok Ambruk

Megapolitan
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Warga Pralansia Diminta Lengkapi Vaksinasi

Kasus Covid-19 Naik Lagi, Warga Pralansia Diminta Lengkapi Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com