Ia menyebutkan, saluran air tersumbat puing-puing reruntuhan tembok yang rubuh.
“Itu dibuat lubang supaya aliran di sini mengalir. Saluran ini kan udah cetek (dangkal). Ini karena kesumbat dari bebatuan (puing tembok) ini, jadi supaya banjirnya mengalir lewat lubang,” ujar Puji.
Puji menilai aparat pemerintah lambat mengangkat puing-puing reruntuhan tembok. Lambatnya penanganan menyebabkan banjir belum surut hingga jelang malam.
“Karena ini bebatuan pada jatuh ke saluran, air ga jalan, kesumbat jadinya. Mungkin ini kalau seandainya udah diangkat (puingnya), mungkin bisa surut (banjirnya),” tambah Puji.
Pantauan Kompas.com, warga menggunakan palu godam, pahat, dan palu untuk membuat lubang. Warga bergantian untuk membobol tanggul.
Warga juga tampak kesulitan membuat lubang dengan alat seadanya tersebut. Warga mulai melubangi sejak siang hari.
“Bikin satu lubang saja susah ini dari tadi,” ujar ayah Puji saat berusaha membuat lubang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.