Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kapolsek Cilandak Gendong Seorang Nenek Korban Banjir...

Kompas.com - 22/02/2021, 13:28 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Ia terus meminta maaf lantaran telah menggendong dirinya yang memiliki berat 80 kilogram.

“Saya minta maaf buat sebesar-besarnya. Tetep sehat terus buat Pak Kapolsek. mungkin karena pengetahuan ngga tau pak Kapolsek, saya minta maaf,” tambah Sukarni.

Paling muda

Iskandarsyah menceritakan, saat itu melihat Sukarni berada di dalam rumah di tengah banjir. Awalnya, ia dan tim evakuasi mengira Sukarni sendirian di rumah.

“Memang kebetulan aja di sana kita lihat ada sisa beberapa orang yang di rumah. Ibu itu kelihatan di jendela. Kita kira sendiri, ngga taunya ada cucunya,” ujar Iskandarsyah saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/2/2021) sore.

Baca juga: Anies: Senin Dini Hari, Semua Titik Banjir Jakarta 100 Persen Surut

Awalnya, Sukarni menolak dievakuasi karena sedang sakit. Cucu Sukarni bilang ke tim evakuasi kalau neneknya tak kuat jalan kaki.

Akhirnya, Iskandarsyah sebagai yang termuda di antara anggota tim menggendong Sukarni.

“Kita tawarin digendong buat ke perahu. Nenek itu mau. Ya karena yang mampu gendong nenek itu saya aja. Kebetulan (saya) paling muda, ya kita bantu sebelum hujan lagi dan masih banyak warga lain yang perlu dibantu di lokasi,” kata Iskandarsyah.

Iskandarsyah mengaku tak merasa berat menggendong Sukarni. Di pikirannya yang terpenting adalah keselamatan para korban.

“Ngga terasa berat soalnya itu awal-awal kita masih banyak orang yang perlu dievakuasi bareng TNI dan relawan. Sebelum hujan nanti malah repot lagi,” tambah Iskandarsyah.

Urusan evakuasi dan gendong menggendong bukan hal pertama bagi Iskandarsyah. Ia telah melakukannya di beberapa kesempatan penanganan bencana.

“Kalau di polsek, baru ngerasain sekali aja banjir kemarin. Sebelumnya, udah beberapa kali,” ujar Iskandarsyah.

Saat itu, Polsek Cilandak dan TNI hanya memfasilitasi kegiatan penanganan bencana. Jalan Mandala Bawah 2, lanjut Iskandarsyah, merupakan daerah binaan polisi.

“Ada tiga titik parah hujan kita bagi wilayah penanganan sama Danramil dan camat. Kebetulan tempat saya yang banyak orang tuanya dan wilayah gang sempit,” kata Iskandarsyah.

Setelah itu, kegiatan evakuasi berlanjut. Tim mengevakuasi nenek-nenek yang sesak nafas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com