JAKARTA, KOMPAS.com - Terdapat momen berapi-api sekaligus membanggakan saat pemancangan tiang pertama pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung pada 24 Agustus 1961.
Hari yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW 1381 Hijriah tersebut, Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno membuka acara pemancangan tiang pertama Masjid Istiqlal dengan pidato yang berapi-api.
Pidato tersebut ditulis Solichin Salam dalam bukunya "Masjid Istiqlal Sebuah Monumen Kemerdekaan".
Seokarno mengucapkan alasannya mau menjadi Ketua Panitia Pembangunan Istiqlal terhitung 8 April 1961.
Baca juga: Putra Friedrich Silaban: Ayah Pakai Nama Samaran demi Terpilih Jadi Arsitek Masjid Istiqlal
"Jikalau saya menerima pekerjaan menjadi Ketua dari pada Panitia (pembangunan) ini, Ketua dari Panitia Masjid Jami' Masjid Istiqlal, Masjid Kemerdekaan, maka itu bukan hanya oleh karena saya cinta kepada Agama Islam, tetapi oleh karena saya cinta kepada Indonesia, menjunjung nama Indonesia, menjujung Agama Islam saudara-saudara," kata Soekarno.
Pidato Soekarno disambut riuh tepuk tangan umat Islam yang menyaksikan pemancangan tiang pertama Masjid Istiqlal.
Soekarno juga mengatakan besarnya masjid Istiqlal harus dimaknai dengan kebesaran bangsa Indonesia. Dia meminta agar bangsa Indonesia bisa meniru kebesaran masjid Istiqlal untuk bisa menjadi bangsa yang besar.
Baca juga: Awal Mula Masjid Istiqlal, Soekarno dan Hatta Berdebat Saat Tentukan Lokasi
Dengan pembangunan Istiqlal, Soekarno meminta agar masyarakat Indonesia bisa membuat lebih banyak masjid yang besar dan megah.
"Kita bangsa Indonesia saudara-saudara, harus belajar menjadi bangsa yang besar. Membuat masjid, buatlah! Jangan kecil-kecilan. Membuat masjid buatlah, Jangan membuat Masjid terbuat daripada kayu dan genteng; buat kota besar seperti Jakarta yang di pusat dari tanah air Indonesia, buatlah ia semegah-megahnya dan bisa memberi tempat sembahyang kepada 50.000, 60.000, 70.000 manusia," kata dia.
Soekarno juga menceritakan Indonesia sebenarnya tidak asing lagi membuat tempat ibadah agung yang berukuran besar.
Borobudur dan Prambanan menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia pada masa lalu adalah bangsa yang mampu membuat tempat ibadah yang besar.
Tempat ibadah yang besar, kata Soekarno, sebagai monumen dan cerminan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa berjiwa besar.
Dia ingin agar generasi kedepan bangsa Indonesia yang datang pada monumen-monumen peribadatan yang megah di Indonesia bisa berbangga diri menjadi bangsa Indonesia.
"Tiap kali engkau datang di hadapan masjid Istiqlal, kau akan berkata: Alhamdulillah aku adalah orang, putra Indonesia dan Indonesia mempunyai masjid yang demikian ini, yang menjadi kekaguman daripada seluruh dunia," kata Soekarno.
Baca juga: Masjid Istiqlal, Harapan Umat Islam yang Terwujud Setelah Kemerdekaan
Pada bagian akhir pidato, Soekarno mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk bersatu untuk mendukung pembangunan Masjid Istiqlal dan akhirnya terwujud dan bisa dinikmati hingga saat ini.
"Mari kita semuanya! semuanya bersatu padu, bersatu tekad untuk menyelesaikan pekerjaan yang hebat ini," kata Seokarno.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.