JAKARTA, KOMPAS.com - Ide pembangunan Masjid Jami Istiqlal pertama kali diketahui Soekarno pada masa pendudukan Jepang di tahun 1944.
Soekarno sempat menceritakan awal mula ide pembangunan Masjid Istiqlal dalam Amanat Presiden Soekarno yang dia sampaikan pada saat pemancangan tiang pertama Masjid Istiqlal 24 Agustus 1961 yang juga tertulis dalam buku "Masjid Istiqlal Sebuah Monumen Kemerdekaan" oleh Solichin Salam.
"Kira-kira dalam tahun 1944, jadi sudah 17 tahun yang lalu di zaman Jepang, di rumah kediaman saya pada waktu itu di Pegangsaan Timur 56," kata Soekarno.
Saat itu berkumpul beberapa ulama dan pimpinan organisasi dan tokoh-tokoh Islam yang mengajak Soekarno untuk mendirikan sebuah masjid agung.
Baca juga: Putra Friedrich Silaban: Ayah Pakai Nama Samaran demi Terpilih Jadi Arsitek Masjid Istiqlal
Awalnya memang bukan bernama Istiqlal. Soekarno lebih sering menyebut dengan ide membuat Masjid Jami' atau sama artinya dengan masjid agung.
Ulama dan tokoh-tokoh Islam tersebut menginginkan dibangun sebuah masjid agung di kota Jakarta yang sudah lama diinginkan umat Islam.
"Kawan-kawan yang berkumpul di situ menghendaki agar supaya pekerjaan (membangun masjid agung) ini lekas dimulai," ucap Soekarno.
Baca juga: Sejarah Hari Ini, 22 Februari 1978, Istiqlal Berdiri Setelah 23 Tahun Dibangun
Namun ketika Soekarno menanyakan biaya yang sudah disiapkan untuk membangun Masjid Istiqlal, ulama dan tokoh-tokoh Islam tersebut mengatakan bisa menjamin pendanaan Rp 500.000.
"Saya berkata hoooh, itu uang lima ratus ribu rupiah, setengah juta, bukan apa-apa, tidak cukup, jauh tidak cukup," kata Soekarno.
Ucapan Soekarno bersambut, para ulama dan tokoh Islam saat itu meyakinkan Soekarno bahwa dana yang sudah disiapkan cukup, dan banyak Umat Islam juga siap untuk menyumbang kayu, bahan bangunan, kapur dan genteng.
Baca juga: Awal Mula Masjid Istiqlal, Soekarno dan Hatta Berdebat Saat Tentukan Lokasi
Mendengar kata "kayu" dan "genteng", Soekarno semakin teguh untuk menunda pembangunan masjid agung.
"Marilah kita membuat masjid Jami' yang bisa tahan seribu tahun, dan marilah kita, agar supaya kita mendirikan masjid Jami' yang tahan seribu tahun itu, janganlah berpikir dalam istilah kayu dan istilah genteng, jangan kita membikin masjid yang... ya, seperti masjid manalah... masjid Cianjur atau masjid Cipanas atau masjid Sukabumi atau masjid kota-kota kecil. Ini masjid Jamil kota Jakarta. Jikalau kita membuatnya sekadar dengan genteng, sekadar dengan kayu, dalam tempo seratus-dua ratus tahun sudah lapuk, sudah rubuh," kata Soekarno.
Dia kemudian memberikan pertimbangan pada para ulama dan tokoh Islam saat itu agar membangun masjid Jami' yang bisa kokoh, tahan dimakan zaman.
Untuk itu, kata Soekarno, masjid Jami' yang kini bernama Masjid Istiqlal harus dibangun dari kerangka besi, dari beton, pintu dari perunggu, dan lantai dari batu pualam.
Baca juga: Arsitek Masjid Istiqlal, Diandalkan Soekarno dan Dipinggirkan Rezim Orde Baru
Pada akhirnya ucapan Soekarno yang sudah berlalu selama 17 tahun akhirnya benar-benar terwujud dalam pemancangan tiang Masjid Jami' Istiqlal pertama 24 Agustus 1961.
Saat itu Soekarno mengatakan, Masjid Istiqlal menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara dan mengalahkan masjid-masjid besar lainnya di negara-negara mayoritas muslim lainnya di Turki dan Mesir.
"Maka saudara-saudara, sebagai saudara-saudara baca di surat kabar, mungkin sekali masjid Jami' yang akan datang ini adalah masjid yang terbesar di seluruh dunia. Sudah nyata jikalau sudah jadi, masjid ini adalah masjid yang terbesar di seluruh Asia Tenggara, tetapi mungkin sekali dia adalah yang terbesar di seluruh dunia, lebih besar daripada masjid di Istanbul atau di Kairo saudara-saudara," ucap Soekarno.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.