Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reruntuhan Tembok di Kemang Timur XI Diangkut Manual, Alat Berat Sulit Akses

Kompas.com - 23/02/2021, 09:55 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puing-puing reruntuhan tembok warga Kavling Melati, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan masih terus coba diangkat hingga hari ketiga pascaroboh.

Alat berat belum bisa menjangkau titik robohnya tembok lantaran tak ada akses masuk.

“Untuk sementara kita secara manual dulu ya. Lihat kondisi begini. Kalau manual memang agak lama. Apalagi puing tembok ini sudah hambat PHB,” kata Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Junjung saat ditemui di lokasi, Senin (22/2/2021) sore.

Pengangkatan puing-puing ditangani oleh Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Mampang Prapatan, Suku Dinas Bina Marga Mampang Prapatan, dan Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Sekretaris Kota Jakarta Selatan Munjirin mengatakan, pihaknya kini sedang mencari akses agar alat berat bisa masuk ke area reruntuhan.

Baca juga: Tembok Roboh di Kemang Timur XI, Lurah Bangka: Kami Kekurangan SDM, Alat, dan Akses Sulit

“Tapi ini lagi dicari jalan keluar agar alat berat masuk ke sini. Mudah-mudahan sudah ada solusi alat berat bisa masuk nanti bisa cepat bergeraknya. Sambil menunggu itu kita maksimalkan mungkin SDM yang ada, kita perbanyak,” tambah Munjirin di lokasi yang sama.

Ia menambahkan, eskavator akan diarahkan lewat Jalan Kemang Selatan X. Sebuah kandang kambing dan gudang akan dirobohkan untuk akses masuk eskavator.

“Nanti kita upayakan kalau memang alatnya bisa lebih dari satu kita upayakan (lebih). Kalau tak memungkinkan, melihat situasi dan kondisi,” tambah Munjirin.

Diduga roboh akibat tergerus hujan

Derasnya hujan dan struktur tembok yang tua diduga menjadi penyebab robohnya tembok rumah milik warga Kavling Melati

Munjirin menduga curah hujan di wilayah Jakarta Selatan yang tinggi sebelum kejadian menyebabkan tembok roboh.

Ia mengatakan, penjelasan teknis penyebab robohnya tembok akan dijelaskan oleh Suku Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Jakarta Selatan.

Baca juga: Tembok Roboh di Kemang Timur XI, Diduga Tergerus Hujan Deras dan Berusia Tua

“Ini (penyebab) nanti yang jawab teknis dari Citata. Dugaan awal selain hujan cukup tinggi, terlalu curam antara bangunan di atas, dan di bawah terlalu tinggi. Temboknya barangkali sudah tua,” kata Munjirin.

Sementara itu, Junjung menambahkan, hujan deras menyebabkan tanah di bagian bawah tembok tergerus. Tergerusnya tanah juga dipercepat adanya beban dari tembok tersebut.

“Ini kan aliran air deras ya, turap ini bukan penahan beban. Beban dari pagar tersebut, jadi pelan-pelan tergerus,” ujar Junjung saat ditemui di lokasi tembok rubuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com