Dengan terowongan itu, umat di Katedral yang memarkirkan kendaraan di Istiqlal tak perlu lagi menyeberang jalan.
"Selama ini untuk menyeberang kan susah, apalagi untuk yang sudah tua. Jadi nanti parkir di basement Istiqlal, mereka keluar mobil tinggal jalan masuk terowongan," kata Abu.
Terowongan ini direncanakan memiliki panjang 33 meter dengan kedalaman 7 meter. Abu menyebutkan, tampilan terowongan juga akan dibuat secantik dan semenarik mungkin.
Baca juga: Makna Tiap Lekuk Arsitektur Masjid Istiqlal yang Dipertahankan hingga Kini...
"Pak Imam Besar ingin tidak hanya lubang seperti lubang tikus. Pak Imam Besar berpesan ke arsiteknya agar dibuat menarik sehingga orang tertarik lewat situ. Mungkin dibuat gambar-gambar, nanti bisa foto-foto di situ. Orang bisa duduk duduk, bisa berdialog," ujarnya.
Abu mengatakan, Masjid Istiqlal sejak awal memang sengaja dibangun di dekat Gereja Katedral dengan harapan terciptanya kerukunan antara dua umat beragama.
Menurut dia, Presiden pertama RI Soekarno dan wakilnya Mohammad Hatta saat itu sempat berdebat saat menentukan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal.
Hatta ingin Masjid Istiqlal dibangun di sekitar Jalan MH Thamrin, tepatnya di tempat Hotel Indonesia Kempinski berdiri saat ini. Alasannya agar dekat dengan permukiman masyarakat Islam.
Namun, Soekarno ingin Masjid Istiqlal dibangun di bekas Benteng Citadel. Sebab, Bung Karno ingin Masjid Istiqlal menjadi simbol kemerdekaan sekaligus mengubur simbol kejayaan Belanda.
Baca juga: Arsitek Masjid Istiqlal, Diandalkan Soekarno dan Dipinggirkan Rezim Orde Baru
Selain itu, lokasi tersebut juga dipilih karena berdekatan dengan Gereja Katedral, yang sudah dibangun Belanda sejak 1928.
"Beliau (Bung Karno) juga mendekatkan antara Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal karena beliau menyadari bangsa Indonesia kan beragam, agamanya banyak, dan itu enggak mungkin jadi satu. Caranya adalah mendekatkan, bukan menyatukan," ujar Abu.
Abu menilai niat awal Soekarno untuk mendekatkan umat Islam dan Kristen melalui dua rumah ibadah tersebut terbilang berhasil. Sejak Istiqlal dibangun sampai hari ini, kerukunan antar-pengurus dan jemaah dua rumah ibadah selalu terjaga.
"Tak pernah terjadi konflik, bahkan dari tahun ke tahun hubungan makin bagus. Kami pengurus saling membantu kalau ada acara," ucap Abu.
Abu berharap pembangunan terowongan silaturahmi Masjid Istiqlal-Gereja Katedral bisa lebih mendekatkan lagi hubungan antara umat di kedua rumah ibadah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.