TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah korban banjir di RW 008, Kelurahan Periuk, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten, yang berada di tempat pengungsian sempat kesulitan mencari air bersih.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang korban banjir, Yeni Apriyani.
Ia mengatakan, aliran listrik di tempat evakuasi yang berada di Masjid Al-Jihad sempat dimatikan sejak Sabtu (20/2/2021) hingga Minggu (21/2/2021) siang.
Sebab, kata dia, wilayah masjid tersebut sempat digenangi air.
"Kemarin (Minggu), sekitar jam 14.00 WIB lah air baru kering. Nah, itu baru listrik nyala," kata Yeni ketika ditemui di lokasi pengungsian, Selasa (23/2/2021).
Karena aliran listrik yang sempat dimatikan itu, pengungsi kesulitan untuk mencuci pakaian kotor hingga membersihkan diri pada Minggu pagi.
"Listrik mati total. Toilet dikunci, ya enggak ada yang bisa dapat air bersih," ujar dia.
Baca juga: 4 Hari Banjir, Warga Periuk Kota Tangerang Sebut Tak Ada Bantuan Obat di Pengungsian
Oleh karena itu, warga yang terdampak banjir mencari air ke rumah-rumah warga yang tidak terdampak di sekitar RW tersebut.
Selain itu, lanjut Yeni, ada salah seorang warga yang meminta WC mobile kepada pihak kelurahan setempat.
Akan tetapi, Yeni mengatakan bahwa aliran air di WC mobile yang pertama kali dikirim oleh pihak kelurahan itu sempat mati.
"Jadinya, mereka nyari lagi WC umum lain. Ya agak lama, mungkin karena susah nyari dan jalanan juga banyak yang masih banjir waktu itu ya," kata Yeni.
Kemudian, sejak aliran listrik kembali menyala pada Minggu siang, Yeni dan korban banjir lainnya bisa mendapatkan air bersih.
Yeni menambahkan, air minum di tempat evakuasi tersebut selalu tersedia sejak Minggu.
"Kalau makan atau minum gitu sih ya aman," ungkap dia.
Baca juga: Kala Suami Istri di Periuk Kebanjiran, tapi Tak Mau Dievakuasi karena Takut Tertular Covid-19
Korban banjir lain, Yoyoh, mengaku, kebutuhan air bersih untuk mencuci pakaian di tempat evakuasi itu sudah tercukupi.
Begitu pula dengan tempat menjemur atau ruang untuk mencuci.
"Airnya cukup, terus bersih juga. Antrenya juga enggak lama. Tempat ngejemur juga ada," kata Yoyoh.
Akan tetapi, lanjut dia, warga yang mengungsi di tempat tersebut tidak mendapatkan persediaan sabun pakaian.
Yoyoh mengaku merasa kerepotan karena tidak disediakan sabun pakaian.
"Semua bawa sendiri. (Seperti) deterjen sama pelembut, itu bawa sendiri. Ya repot lah, kami keadaan lagi kayak begini, tapi beli sendiri," papar dia.
Dia tidak memilih untuk menggunakan jasa binatu (laundry) guna mencuci pakaiannya.
Sebab, ia merasa bahwa hal tersebut akan memakan waktu lama.
"Ya sebenernya capek, tapi kan kalau ke laundry itu belum kena macetnya, jauh, dan lain-lain. Mending saya nyuci sendiri aja jadinya," tutur dia.
Baca juga: 4 Hari Berlalu, Banjir 3 Meter Masih Rendam Kelurahan Periuk Kota Tangerang
Sebelumnya diberitakan, banjir setinggi 3 meter masih menggenangi RW 008, Kelurahan Periuk, hingga hari ini.
"Iya nih belum surut semua banjirnya dari Sabtu (20/2/2021) kemarin," kata salah seorang warga RW008, Maria Magdalena (60), Selasa siang.
Meski demikian, lanjut Maria, banjir di wilayah RW tersebut sudah surut sekitar 50 sentimeter hari ini, sehingga ketinggian banjir mencapai 3 meter pada siang hari.
Maria menambahkan, ketinggian banjir terendah di lingkungannya sekitar 30 sentimeter.
"Semakin ke dalam perumahan, dekat sama Jalan Sejahtera, itu banjirnya yang dalam, soalnya emang jalan di sana rendah," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.