JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pembubaran vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, adalah bukti tingginya animo masyarakat yang bersedia disuntik.
Pihak kepolisian terpaksa membubarkan vaksinasi massal di lantai 8 dan 12 Pasar Tanah Abang pada Selasa (23/2/2021) karena menimbulkan kerumunan.
Mengetahui berita tersebut, Ariza menilai warga mendukung adanya vaksinasi Covid-19 sehingga menimbulkan kerumunan.
Baca juga: Saat Vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang Dibubarkan karena Timbulkan Kerumunan
"Sekalipun tadi ada antrean yang cukup panjang di Tanah Abang dan oleh lansia, ini menunjukkan animo kesungguhan dan dukungan dari masyarakat," ujar Ariza, Selasa malam, dilansir dari Antara.
Animo masyarakat tersebut, lanjut Ariza, dapat mematahkan anggapan bahwa vaksin itu berbahaya.
"Jadi kalau ada persepsi negatif terkait vaksin, ini bisa dipatahkan dengan bukti bahwa masyarakat berbondong-bondong ingin divaksin, bukan hanya pedagang, orang tua, dan semuanya," jelasnya.
Kendati demikian, Ariza meminta panitia mengatur teknis proses vaksinasi di lapangan agar penumpukan calon penerima vaksin tidak terjadi lagi.
"Ke depan, kami minta panitia yang menyelenggarakan vaksinasi di Pasar Tanah Abang agar mengatur secara teknis dan detail," terangnya.
Riza menegaskan, calon penerima vaksin tidak bisa hanya diberikan kupon tanpa detail waktu kapan harus hadir di tempat vaksinasi.
Oleh karena itu, lanjutnya, terjadi antrean sebanyak 500 orang yang datang bersamaan sehingga terjadi kerumunan.
"Dalam prosesnya tadi, sebanyak 500 tidak diatur sedemikian sehingga terjadi kerumunan, lalu kapolsek membubarkan kerumunan agar diatur kembali," ujar Ariza.
Pembubaran vaksinasi di Pasar Tanah Abang, menurut Ariza, sudah sesuai dengan ketentuan protokol kesehatan.
"Ini masalah teknis yang sederhana, tapi tidak boleh dianggap enteng, membagikan kupon harus diatur kapasitasnya, jumlahnya, dan waktunya dibagi. Tidak jam buka sampai jam tutup, tapi dibagi berapa gelombang dan sebagainya," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapolsek Metro Tanah Abang Kompol Singgih mengungkapkan, awalnya pedagang yang mengantre di lantai 8 dan 12 tertib.
Akan tetapi, lambat laun antrean tersebut memanjang dan berdesak-desakan. Sehingga, kerumunan yang tak berjarak pun terjadi.
"Banyak pedagang datang tidak sesuai jadwal dan menyebabkan antrean tidak sesuai protokol kesehatan," kata Singgih saat ditemui di Lantai 8 Blok A Pasar Tanah Abang, Selasa, dikutip dari Antara.
Pihak kepolisian sempat mengimbau calon penerima untuk tetap menjaga jarak satu sama lain. Namun, hal itu tidak digubris.
Alhasil, polisi dan Kementerian Kesehatan memutuskan menghentikan aktivitas vaksinasi pada Selasa siang.
"Para tenaga kesehatan sudah pulang, sudah sepakat dihentikan. Ini karena para pedagang tidak teratur lagi," ujar Singgih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.