Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2021, 10:34 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Mustajab mengaku bahwa pihaknya mengalami sejumlah hambatan dalam membebaskan lahan untuk program penanganan banjir di Jakarta Selatan.

Proses administrasi hingga adanya pandemi Covid-19 membuat pembebasan lahan terhambat.

“Yang jelas administrasi kaya surat-menyurat, kayak kita dengan adanya Covid memang fokusnya di Covid-19, di kesehatan. Itu juga bagian dari kendala-kendala yang ada kita hadapin,” ujar Mustajab saat ditemui, Selasa (23/2/2021).

“Nah membebaskan tanah itu enggak semudah kaya kita beli sayur, enggak. Kita harus invent kebenarannya dokumen, terus dan lain-lainnya seperti membayar PBB, milikin enggak, seperti itu,” tambah Mustajab.

Menurut Mustajab, tumpang tindih surat mesti dihindari saat melakukan pembebasan lahan agar tak bermasalah di kemudian hari. Pertimbangan administrasi disebut Mustajab sebagai kendala.

Baca juga: Pakar Dorong Pemprov DKI Tuntaskan Pembebasan Lahan untuk Normalisasi Sungai

Normalisasi sungai di Jakarta dilakukan dengan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Adapun pembagian tugasnya adalah Kementerian PUPR melakukan pekerjaan konstruksi, sedangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan.

Sejumlah pihak menilai pembebasan lahan untuk program normalisasi sungai terkesan lambat.

Sebelumnya, wilayah Jakarta Selatan diguyur hujan deras pada Jumat (19/2/2021) malam dan Sabtu (20/2/2021) dini hari.

Baca juga: Pakar: Tingkatkan Kapasitan Drainase dan Normalisasi Sungai untuk Cegah Banjir di Jakarta

Wilayah Jakarta Selatan seperti Pejaten Timur (Pasar Minggu), Kebon Baru (Tebet), Kuningan Barat (Mampang Prapatan), Pela Mampang (Mampang Prapatan), Bangka (Mampang Prapatan), dan sejumlah titik lainnya banjir.

Mustajab mengatakan, penyebab banjir di Jakarta Selatan berasal tak mampunya Sungai Mampang, Krukut, Grogol, Pesanggrahan, dan Ciliwung menampung air dalam jumlah besar.

Pernormalan kapasitas sungai menjadi kunci penyelesaian banjir di Jakarta Selatan.

“Sebenarnya, kelima kali merupakan kewenangan pemerintah pusat sehingga pemerintah daerah itu hanya melakukan pengerukan saja untuk memperlancar aliran,” kata Mustajab.

Meski demikian, Mustajab mengakui bahwa pengerukan sungai yang dilakukan Sumber Daya Air Jakarta Selatan belum tuntas hingga ke hilir.

Oleh karena itu, sungai-sungai di Jakarta Selatan tak mampu menampung air dengan volume besar.

“Kalau memang kita ingin total menyelesaikan banjir, ya harus dinormalkan sesuai kapasitas curah hujan yang pernah terjadi, dengan cara apa. Mungkin bisa naturalisasi, bisa melebarkan, karena tata guna lahan di wilayah Jakarta maupun di hulu itu sudah berubah,” ujar Mustajab.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejoli Jual Uang Palsu Rp 100 Juta, Terciduk Saat COD

Sejoli Jual Uang Palsu Rp 100 Juta, Terciduk Saat COD

Megapolitan
Belum Jaring Kandidat Cagub DKI, Gerindra: Sosok yang Kuat Banyak

Belum Jaring Kandidat Cagub DKI, Gerindra: Sosok yang Kuat Banyak

Megapolitan
Macet Parah di Jalan Gatot Subroto Imbas Penutupan Jalan karena Demo di DPR/MPR

Macet Parah di Jalan Gatot Subroto Imbas Penutupan Jalan karena Demo di DPR/MPR

Megapolitan
Hari ke-8 Ramadhan, Harga Pangan di Pasar Tomang Barat Masih Tinggi

Hari ke-8 Ramadhan, Harga Pangan di Pasar Tomang Barat Masih Tinggi

Megapolitan
Amy BMJ Selesai Diperiksa Berkait Kasus Dugaan Perzinaan Suaminya dengan Pedangdut TE

Amy BMJ Selesai Diperiksa Berkait Kasus Dugaan Perzinaan Suaminya dengan Pedangdut TE

Megapolitan
Viral Video Remaja di Jaksel Curi Sepatu dan Helm Saat Sahur

Viral Video Remaja di Jaksel Curi Sepatu dan Helm Saat Sahur

Megapolitan
Sejoli di Cikarang Produksi dan Jual Uang Palsu, 'Ngaku' Belajar Otodidak

Sejoli di Cikarang Produksi dan Jual Uang Palsu, "Ngaku" Belajar Otodidak

Megapolitan
Sepasang Kekasih di Cikarang Produksi Uang Palsu, Dijual lewat Facebook

Sepasang Kekasih di Cikarang Produksi Uang Palsu, Dijual lewat Facebook

Megapolitan
Demo di DPR Ricuh, Massa Lempar Botol dan Tarik Paksa Pagar

Demo di DPR Ricuh, Massa Lempar Botol dan Tarik Paksa Pagar

Megapolitan
Pedagang Ikan yang Hilang Terseret Arus Sungai Citarum Masih dalam Pencarian Tim SAR

Pedagang Ikan yang Hilang Terseret Arus Sungai Citarum Masih dalam Pencarian Tim SAR

Megapolitan
Ingin Kepulauan Seribu jadi Food Estate, Heru Budi: Bahan Pokok Semakin Berkurang di Dunia

Ingin Kepulauan Seribu jadi Food Estate, Heru Budi: Bahan Pokok Semakin Berkurang di Dunia

Megapolitan
Kemarin Soenarko Pimpin Demo Lengserkan Jokowi, Hari Ini Adian Ajak Pedemo Audiensi

Kemarin Soenarko Pimpin Demo Lengserkan Jokowi, Hari Ini Adian Ajak Pedemo Audiensi

Megapolitan
Sebelum Beraksi, Pencuri Brankas di Ciracas Belanja di Warung Pak RT

Sebelum Beraksi, Pencuri Brankas di Ciracas Belanja di Warung Pak RT

Megapolitan
Pedemo di DPR Bakar Ogoh-ogoh Bergambar Jokowi dan Nyalakan 'Flare'

Pedemo di DPR Bakar Ogoh-ogoh Bergambar Jokowi dan Nyalakan 'Flare'

Megapolitan
Gerindra Bakal Evaluasi Hasil Perolehan Kursi di DPRD DKI Setelah Pengumuman Hasil Pilpres

Gerindra Bakal Evaluasi Hasil Perolehan Kursi di DPRD DKI Setelah Pengumuman Hasil Pilpres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com