Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Friedrich Silaban, Arsitek Nasrani Perancang Masjid Istiqlal yang Hidup Susah

Kompas.com - Diperbarui 20/10/2022, 16:24 WIB
Sonya Teresa Debora,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Megahnya Masjid Istiqlal tak mungkin hadir tanpa tangan dingin Friedrich Silaban, pria kelahiran Bonandolok, Tapanuli Utara, arsitek dari masjid yang diresmikan 44 tahun silam.

Friedrich merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Ayahnya, Jonas Silaban, merupakan seorang petani. Ia tak lahir di keluarga yang berkecukupan.

Meski demikian, Friedrich kecil mengenyam pendidikan di Hollands Inlandsche School (HIS), Tapanuli Utara, sekolah berbahasa Belanda bagi pribumi terpandang.

Si cemerlang dari Tapanuli Utara

Tercatat dalam Biografi Friedrich Silaban Perancang Arsitektur Masjid Istiqlal karya P Simamora dan kawan-kawan, Friedrich bertekad meneruskan pendidikan di sekolah teknik menengah kenamaan, Koningen Wilhelmina School (KWS), usai ia lulus dari HIS.

Berlokasi di Batavia, KWS merupakan sekolah elit yang dikhususkan untuk siswa berkebangsaan Belanda dan pribumi pilihan.

Untuk bersekolah di KWS, calon siswa harus menjalankan tes di Batavia.

Baca juga: Kisah Friedrich Silaban, Anak Pendeta yang Rancang Masjid Istiqlal

Ayah Friedrich berkeberatan akan hal tersebut.

Namun, Friedrich yang keras kepala berangkat seorang diri ke Batavia demi mewujudkan impian bersekolah di KWS.

Tanpa ujian, Kepala Sekolah KWS menerima Friedrich yang memiliki nilai ijazah bagus. Biaya bersekolah Friedrich juga ditanggung oleh beasiswa yang ia peroleh.

Di KWS, Friedrich mengenyam pendidikan di jurusan ilmu bangunan atau yang disebut dengan Bouwkunde.

Friedrich dan arsitektur

Disampaikan dalam buku Rumah Silaban terbitan MAAN Indonesia Publishing, Ketertarikan Friedrich akan arsitektur kian terpupuk setelah ia mengunjungi Pasar Gambir, acara tahunan yang digelar di Koningsplein, Belanda sejak 1921 sampai 1946.

Friedrich yang kala itu masih menyandang status siswa di KWS mengunjungi Pasar Gambir pada tahun 1929. Di situ, rasa kagum Friedrich akan skema arsitektur Pasar Gambir tumbuh.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Arsitek Kebanggaan Indonesia, Friedrich Silaban

Usai lulus dari KWS pada tahun 1931, Friedrich mengunjungi kantor JH Antonisse, arsitek di balik Pasar Gambir.

Ia pun dijadikan pegawai di Departemen Umum, di bawah pemerintah kolonial oleh Antonisse, pada tahun 1947.

Berkat pekerjaan ini, Friedrich kerap melancong ke berbagai negara. Kesempatan ini ia manfaatkan untuk memperlajari kebudayaan dan karya arsitektur di ragam tempat tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com