Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2021, 10:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama lebih dari tiga tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tidak kunjung memaksimalkan naturalisasi Sungai Ciliwung yang digadang-gadang sebagai salah satu solusi mengatasi banjir.

Berdasarkan catatan Kompas.com, Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies baru merampungkan naturalisasi Kanal Banjir Barat segmen Shangri La-Karet, Jakarta Pusat, dengan lebar 8 meter.

Hasil dari program untuk menambah kapasitas sungai tersebut terekam dalam unggahan akun Twitter resmi Pemprov DKI Jakarta, @ DKIJakarta, pada 7 Januari 2021 lalu.

Di unggahan itu terlihat gambar bantaran sungai yang sudah dirapikan, dibeton, dan dilengkapi dengan jalur pejalan kaki dan pesepeda yang dilapisi ubin berwarna abu-abu dan hitam.

Meski telah dipercantik sedemikian rupa, pembetonan ini tidak sejalan dengan konsep naturalisasi sungai yang dimaksud oleh Anies saat baru menjabat sebagai Gubernur DKI akhir 2017 lalu.

Baca juga: Janji-janji Anies yang Dipertanyakan, dari Hentikan Reklamasi hingga Laksanakan Naturalisasi Sungai

Menurut Anies, naturalisasi adalah upaya meningkatkan kapasitas sungai dengan menghidupkan kembali ekosistem pinggir sungai secara "alamiah" atau natural.

Salah satunya dengan menanam berbagai pohon dan tumbuh-tumbuhan, bukan dengan pembetonan yang dilakukan oleh pemerintahan Ibu Kota sebelumnya melalui proyek normalisasi.

Normalisasi Ciliwung, yang mulai dikerjakan Pemprov DKI bersama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian PUPR pada 2012, ditargetkan sepanjang 33,69 kilometer.

Namun hingga 2017, baru 16 kilometer sungai yang berhasil dinormalisasi, yakni diperlebar dan dibeton untuk memperlancar aliran sungai.

Program ini kemudian terhenti karena terkendala pembebasan lahan. Di sisi lain, Anies bersikukuh untuk melakukan naturalisasi alih-alih normalisasi yang menurutnya berdampak buruk terhadap lingkungan.

Baca juga: Hapuskan Normalisasi, Bagaimana Konsep Naturalisasi Sungai ala Anies?

Pelebaran sungai tak maksimal: Banjir besar terjang Jakarta

Hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota akhir pekan lalu menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir dengan ketinggian mencapai 4 meter.

Di antara wilayah tersebut adalah Cipinang Melayu, Jakarta Timur, dan kawasan elit Kemang, Jakarta Selatan.

Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Mustajab mengaku, banjir terjadi karena ketidakmampuan sungai yang mengaliri wilayah administrasinya dalam menampung debit air yang tinggi.

Menurut Mustajab, program peningkatan kapasitas sungai Gubernur Anies, yakni naturalisasi, seharusnya dijalankan.

"Kalau memang kita ingin total menyelesaikan banjir, ya harus dinormalkan sesuai kapasitas curah hujan yang terjadi. Dengan cara apa? Mungkin bisa naturalisasi, bisa melebarkan, karena tata guna lahan di wilayah Jakarta maupun hulu itu sudah berubah," ujar Mustajab, Selasa (23/2/2021).

Baca juga: Heboh Penghapusan Normalisasi, Apa Kabar Naturalisasi Sungai ala Anies?

Menurut dia, lahan-lahan di Jakarta Selatan yang dulunya berupa rawa atau pinggiran sungai, kini telah berubah menjadi perumahan.

Lahan-lahan tersebut mesti ditata kembali dan dikembalikan fungsinya demi mengatasi banjir, imbuh Mustajab.

Pakar dorong normalisasi sungai

Pengamat tata kota Universitas Trisakti Yayat Supratna mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk segera merampungkan normalisasi sungai yang sudah hampir setengah jalan.

"Itulah cara untuk meningkatkan kapasitas (sungai) dari kondisi yang lama. Tapi upaya untuk meningkatkan kapasitas itu kan berbenturan dengan persoalan relokasi penduduk," kata Yayat kepada Kompas.com, Selasa.

Dengan begitu, Yayat berharap Pemprov DKI bisa dengan segera menuntaskan masalah relokasi penduduk dan pembebasan lahan untuk melancarkan program normalisasi.

(Penulis: Wahyu Adityo Prodjo, Rosiana Haryanti | Editor: Nursita Sari, Sandro Gatra)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mal Lippo Ekalokasari Bogor Kebakaran, Damkar: Sumber Api dari Gudang Berkas

Mal Lippo Ekalokasari Bogor Kebakaran, Damkar: Sumber Api dari Gudang Berkas

Megapolitan
Warung Mi Ayam dan Warkop Habis Terbakar di Kwitang, Satu Pegawai Terluka

Warung Mi Ayam dan Warkop Habis Terbakar di Kwitang, Satu Pegawai Terluka

Megapolitan
Area Sekolah Sumbang Kemacetan di Condet karena Banyak Antar-Jemput dengan Mobil

Area Sekolah Sumbang Kemacetan di Condet karena Banyak Antar-Jemput dengan Mobil

Megapolitan
Jalur Transjakarta Mendadak Alih Fungsi Imbas Ribuan Nakes Demo di Depan DPR

Jalur Transjakarta Mendadak Alih Fungsi Imbas Ribuan Nakes Demo di Depan DPR

Megapolitan
Pemprov DKI Perketat Izin Pemasok Hewan Kurban ke Jakarta

Pemprov DKI Perketat Izin Pemasok Hewan Kurban ke Jakarta

Megapolitan
Dinas KPKP DKI: 78 Pemasok Hewan Kurban Minta Izin Buat Distribusi ke Pedagang

Dinas KPKP DKI: 78 Pemasok Hewan Kurban Minta Izin Buat Distribusi ke Pedagang

Megapolitan
Ratusan Kendaraan Ikut Uji Emisi Gratis di Ragunan, Pengendara: Enggak Mau Menyumbang Banyak Polusi

Ratusan Kendaraan Ikut Uji Emisi Gratis di Ragunan, Pengendara: Enggak Mau Menyumbang Banyak Polusi

Megapolitan
Polisi Tangkap Waria yang Bawa Kabur Mobil dan Uang Pelanggannya di Tambora

Polisi Tangkap Waria yang Bawa Kabur Mobil dan Uang Pelanggannya di Tambora

Megapolitan
Jukir Dekat GIS Pusing Tiap Hari Macet: Yang Kerja, yang Antar Anak, Enggak Ada yang Mau Ngalah

Jukir Dekat GIS Pusing Tiap Hari Macet: Yang Kerja, yang Antar Anak, Enggak Ada yang Mau Ngalah

Megapolitan
Tawuran Pecah Dini Hari di Pasar Cakung, Pelaku Kocar-kacir Saat Polisi Datang

Tawuran Pecah Dini Hari di Pasar Cakung, Pelaku Kocar-kacir Saat Polisi Datang

Megapolitan
Jelang Idul Adha 2023, Dinas KPKP DKI Waspadai 3 Penyakit Hewan Kurban

Jelang Idul Adha 2023, Dinas KPKP DKI Waspadai 3 Penyakit Hewan Kurban

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Polisi Alihkan Arus Lalu Lintas di Jalan Medan Merdeka Barat

Ada Demo di Patung Kuda, Polisi Alihkan Arus Lalu Lintas di Jalan Medan Merdeka Barat

Megapolitan
Ada Demo di Depan Gedung DPR, Polisi Alihkan Kendaraan ke Jalur Bus Transjakarta

Ada Demo di Depan Gedung DPR, Polisi Alihkan Kendaraan ke Jalur Bus Transjakarta

Megapolitan
Panjat Pagar Rumah, Pencuri Ambil Laptop dan Perhiasan di Aren Jaya Bekasi

Panjat Pagar Rumah, Pencuri Ambil Laptop dan Perhiasan di Aren Jaya Bekasi

Megapolitan
Lokasi Vaksin Booster di Jakarta dan Sekitarnya Tanggal 5-11 Juni 2023

Lokasi Vaksin Booster di Jakarta dan Sekitarnya Tanggal 5-11 Juni 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com