Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Suami Istri Lansia Jalani Vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Sempat Bingung Lokasi Suntik

Kompas.com - 24/02/2021, 12:12 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

Karena perbedaan lokasi vaksin, Endang mengaku sempat menghabiskan waktu cukup lama untuk verifikasi data menjelang disuntik.

"Sekitar jam 08.00 karena nomor urut satu, saya dipanggil ke counter untuk semacam pemeriksaan administrasi. Saya agak lama karena saya ditanya: 'Apa Ibu sudah mendaftar dan dapat tiket?'. Waktu mereka coba cek, mereka bilang RS Mayapada itu tidak terdaftar padahal (saat mendaftarkan diri) rumah sakit itu sudah terdaftar," ujar Endang.

"Mereka juga lama mengecek karena situs (pendaftaran vaksin) lama sekali (diakses). Sepertinya karena banyak orang yang coba mengakses situs yang sama. Sementara sepertinya (pihak RSUD Jaya Padang) harus mengklarifikasi bahwa si pasien yang sudah mendaftar di satu rumah sakit itu dialihkan ke rumah sakit lain," bebernya.

Setelah berhasil mendapat jadwal, Endang berbagi informasi itu kepada teman-temannya.

Akan tetapi, kata Endang, teman-temannya kesulitan menghubungi rumah sakit yang sama karena telepon selalu sibuk.

Ketika akhirnya terhubung, lanjutnya, pihak rumah sakit menekankan pendaftaran gelombang pertama untuk lansia telah ditutup.

"Begitu dapat (terhubung ke rumah sakit), langsung dibilang bahwa pendaftaran telah ditutup untuk fase pertama sampai 19 Maret," ucap Endang.

"Saya tadi pagi coba mendaftarkan besan saya, akhirnya dapat untuk tanggal 2 Maret siang. Kebetulan banget," katanya lagi.

Suami sempat ragu

Setelah melewati fase verifikasi yang memakan waktu, Endang menjelaskan bahwa ia dan suami juga diwawancarai seputar riwayat kesehatan.

"Waktu menunggu dan lain-lain seperti mengambil tensi, total tidak sampai 30 menit kok. Saat ambil tensi, saya sempat waswas karena katanya secara alam bawah sadar, tensi itu bisa naik. Alhamdulillah tadi tensi saya 110/70," katanya.

"Setelah diambil tensi, kami masuk ke ruangan yang ada dokter, siap untuk divaksin. Di situ, dokternya mewawancarai apakah kita menderita penyakit hipertensi atau lain-lain. Saya bilang saya (punya) asma, tapi dalam kurun lebih dari 3 bulan ini tidak ada anfal sama sekali. Kolesterol juga tidak ada masalah," lanjutnya.

Di sisi lain, Shirwan, diakui Endang, sempat ragu menerima vaksin Sinovac. Pasalnya, sang suami pernah menderita penyakit jantung.

"Terus terang, suami sempat ragu karena suami pernah jantung bypass tahun 2018. Dia ngomong ke saya: 'Saya tidak mau disuntik Sinovac. Saya maunya (vaksin) Pfizer'," cerita Endang.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Jaksel Dimulai, Lebih dari 300 Orang Mendaftar

Setelah berkonsultasi dengan kerabat, Shirwan pun bersedia disuntik Sinovac.

"Sedangkan menurut adik ipar kami yang dokter, memang Pfizer akan masuk. Tapi tidak ada yang bisa garansi kapan dan apakah dapat. Jadi, kalau sudah ada Sinovac di depan mata, ambillah Sinovac. Karena tanggal 5 Februari, sudah keluar (Sinovac) aman untuk lansia," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com