Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Hari Vaksinasi Covid-19 untuk Wartawan...

Kompas.com - 28/02/2021, 07:19 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Saya diarahkan menunggu sekitar 5 menit, sebelum petugas memotret ulang KTP saya. Lima menit berselang, ia memanggil saya untuk menuju loket.

Baca juga: Bantah Info Puluhan Wartawan Terkapar, Kemenkes: 5 Orang Diobservasi karena Keluhan Pasca-vaksinasi Covid-19

Di loket, verifikasi kembali dilakukan. Petugas memberi saya stiker huruf "C" yang harus dilekatkan di dada dan kartu verifikasi yang akan digunakan untuk tahap-tahap selanjutnya.

Dari sana, saya diarahkan lagi, kali ini untuk menunggu di halaman hall basket.

Halaman hall basket

Pukul 13.29, saya duduk di kursi paling belakang barisan wartawan dengan kloter huruf "C".

Satu per satu wartawan dipanggil masuk secara bergiliran ke hall basket untuk menjalani screening/penapisan kesehatan. Saya menunggu 4 menit sebelum dipanggil.

Area penapisan

Masuk ke hall basket, saya dipersilakan duduk bersisian dengan 2 petugas kesehatan berpakaian serba biru. Saat itu, jam menunjuk pukul 13.33.

Salah satu petugas yang duduk di kanan saya memeriksa suhu tubuh dan tekanan darah sembari mengajak berbincang. Ia juga memastikan bahwa saya sudah sarapan dan tidak begadang semalam.

Setelah dinyatakan suhu dan tekanan darah saya normal, petugas kesehatan di sebelah kiri mulai mengajukan belasan pertanyaan seputar riwayat kesehatan saya.

Setelah dinyatakan lolos kriteria sebagai penerima vaksinasi Covid-19, petugas melakukan paraf kartu verifikasi saya, lalu langsung mengarahkan saya menuju meja penyuntikan. Tak ada antrean.

Meja penyuntikan

Tiba di meja penyuntikan pukul 13.36, kartu verifikasi kembali diminta, kali ini oleh vaksinator.

Vaksinator mengambil 1 dosis vaksin Covid-19 pabrikan Biofarma dengan alat suntik, kemudian mengusap bagian lengan atas (deltoids) saya menggunakan alkohol, sebelum menyuntiknya, dan mengelapnya sekali lagi dengan alkohol.

Pukul 13.38, saya dipersilakan menuju area belakang hall basket yang digunakan sebagai area observasi kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI).

Area observasi

Area observasi terdiri dari kursi-kursi yang dibagi dalam beberapa baris sesuai kloter huruf.

Sebagian wartawan, termasuk saya, yang tidak mendapatkan tempat duduk, diminta duduk di tribun penonton yang juga telah dibagi berdasarkan kloter huruf dan diatur jarak duduknya.

Observasi idealnya dilakukan selama 30 menit. Namun, 23 menit saya menunggu, saya diperbolehkan menuju meja observasi.

Saya lalu diwawancara soal ada atau tidaknya gejala setelah disuntik vaksin Covid-19. Karena tidak ada gejala apa pun yang saya rasakan, saya diperbolehkan pulang.

Petugas menyebut, tidak ada pantangan olahraga maupun makanan pasca-vaksinasi ini.

Gejala seperti demam mungkin timbul, namun dapat ditangani mandiri seperti menghadapi demam biasa.

"Kalau sampai muntah-muntah, ke rumah sakit," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com