Hal itu karena setiap orang memiliki kondisi dan antibodi yang berbeda-beda.
Baca juga: Punya Antibodi Covid-19 Tinggi, Bima Arya Gagal Disuntik Vaksin
Kedua, kemungkinan tanpa diketahui dirinya pernah reinfeksi.
"Saya pun mendiskusikan angka ini kepada dokter spesialis dan saya juga sudah komunikasi langsung kepada Pak Menteri Kesehatan dan semuanya menyarankan kepada saya, karena titer ini masih tinggi, jadi belum diperlukan vaksin," kata Bima.
Bima Arya mengaku memilih untuk memberikan jatah vaksinnya kepada seorang pengatur lalu lintas jalanan bernama Mahfud.
Menurut dia, sumbangan vaksin yang diberikan kepada Mahfud cukup beralasan. Sebab, pekerjaan Mahfud sebagai pengatur lalu lintas di jalanan memiliki risiko terpapar Covid-19.
Bima juga mengaku akan kembali memeriksakan kadar antibodinya tiga bulan ke depan. Apabila antibodinya turun, dia baru bisa diberikan vaksin Covid-19.
Baca juga: Kota Bogor Dapat 69.570 Vaksin Covid-19 Tahap 2 untuk ASN hingga Wartawan
Dia pun ingin memberikan edukasi kepada seluruh penyintas Covid-19 yang mengetahui angka imun di tubuhnya masih tinggi untuk menunda vaksin dan jatahnya bisa diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan.
"Fungsi vaksin itu memberikan antibodi. Saat ini antibodi saya masih bagus di atas rata-rata, sehingga mubazir bila diberikan vaksin. Tidak ada efek apa-apa," sebutnya.
"Nah saya kan ada jatah vaksin, karena tidak perlu, jadi saya berikan kepada yang membutuhkan. Kebetulan jatah vaksin ini saya berikan kepada Kang Mahfud seorang pengatur lalu lintas di jalanan," pungkas Bima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.