Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2021, 17:21 WIB
Rosiana Haryanti,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setahun sudah masyarakat Indonesia bergelut dengan pandemi setelah kasus perdana ditemukan di Depok, Jawa Barat, pada 2 Maret 2020.

Namun, sejumlah pihak memprediksi jika Covid-19 sudah masuk ke Indonesia sejak awal tahun 2020.

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono memprediksi bahwa penularan Covid-19 sudah terjadi sejak Januari hingga Februari 2020. Menurut dia, pada awal tahun, yakni Januari dan Februari 2020, sudah terjadi penularan lokal di Indonesia.

Kala itu, kata Pandu, orang yang memiliki gejala Covid-19 pernah menjalani pemeriksaan laboratorium. Namun, ternyata hasilnya adalah negatif, karena laboratorium belum siap untuk mendeteksi virus Covid-19.

Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19, Wagub DKI: Terpenting Kepatuhan Masyarakat

"Tapi tesnya masih negatif karena waktu itu, pada awal-awal bulan itu, tes yang di badan Litbangkes belum siap. Jadi hasilnya negatif terus," kata Pandu pada 4 April 2020.

Sehingga kasus terlihat melonjak. Pandu menjelaskan, penularan lokal terjadi di Indonesia sejak Bulan Februari karena saat itu pemerintah masih membuka penerbangan ke lokasi terdampak pandemi, yakni Wuhan, China, sampai akhirnya negara itu memutuskan untuk melakukan lockdwon.

"Artinya di antara penumpang bolak-balik Wuhan-Jakarta itu dan lima kota lainnya di Indonesia, di Makassar, di Batam, itu sudah ada yang membawa virus," ucap Pandu.

Gubernur Anies mengaku sudah lacak Covid-19

Kemungkinan masuknya virus Covid-19 ke Indonesia pada awal tahun 2020 juga diungkapkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Kepada media Australia, The Sydney Morning Herald yang terbit pada 7 Mei 2020 lalu, Anies mengaku bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan sejumlah langkah guna mengantisipasi penularan virus sejak 6 Januari.

Langkah antisipatif ini diambil setelah ia mendengar adanya kasus soal virus baru di Wuhan, China.

Baca juga: Satu Tahun Covid-19, Kala Anies Bingung dengan Sikap Pemerintah Pusat di Awal Pandemi

Dia menuturkan, Pemprov DKI Jakarta sudah mengadakan pertemuan dengan semua rumah sakit di Jakarta dan memberikan informasi tentang virus baru tersebut.

Setelah melakukan pemantauan, kasus yang dicurigai sebagai Covid-19 terus meningkat. Akan tetapi, Pemprov DKI Jakarta belum diizinkan untuk melakukan pemeriksaan Covid-19 di laboratorium karena belum mendapatkan izin.

Menurut Anies, setiap kali Pemprov DKI Jakarta memiliki kasus yang dicurigai sebagai Covid-19, maka pihaknya mengirimkan sampel ke laboratorium nasional. Baru setelah itu, laboratorium nasional menginformasikan apakah sampel tersebut berstatus positif atau negatif.

"Pada Februari, kami bertanya-tanya mengapa (hasilnya) negatif semua," ucap Anies.

Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19: Empon-empon yang Jarang Dilirik, lalu Jadi Primadona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Heru Budi Dampingi Jokowi, Tanam 1.320 Pohon di Kawasan Industri Pulogadung

Heru Budi Dampingi Jokowi, Tanam 1.320 Pohon di Kawasan Industri Pulogadung

Megapolitan
Pentingnya Bergabung Komunitas bagi ODHIV, Tempat Edukasi dan Berbagi Dukungan

Pentingnya Bergabung Komunitas bagi ODHIV, Tempat Edukasi dan Berbagi Dukungan

Megapolitan
Minta Guru Honorer Bergaji Rendah Tak Takut Bersuara, P2G: Harus Diselidiki

Minta Guru Honorer Bergaji Rendah Tak Takut Bersuara, P2G: Harus Diselidiki

Megapolitan
Ada Masalah Percintaan, Perempuan Lompat dari Lantai 17 Apartemen di Serpong

Ada Masalah Percintaan, Perempuan Lompat dari Lantai 17 Apartemen di Serpong

Megapolitan
Ketika Kloud Senopati Ketempuhan akibat Pengunjung Pakai Narkoba, Izin Dicabut dan Puluhan Pegawai Berhenti

Ketika Kloud Senopati Ketempuhan akibat Pengunjung Pakai Narkoba, Izin Dicabut dan Puluhan Pegawai Berhenti

Megapolitan
Tak Berlarut-larut, Masalah Guru Honorer Terima Gaji Rp 300.000 Sudah Diselesaikan Usai Heru Budi Lakukan Sidak

Tak Berlarut-larut, Masalah Guru Honorer Terima Gaji Rp 300.000 Sudah Diselesaikan Usai Heru Budi Lakukan Sidak

Megapolitan
Kritik Bongkar Pasang Trotoar Margonda, Fraksi PDI-P: Perencanaan Tidak Matang, Buang-buang Anggaran

Kritik Bongkar Pasang Trotoar Margonda, Fraksi PDI-P: Perencanaan Tidak Matang, Buang-buang Anggaran

Megapolitan
Gudang Logistik Pemilu 2024 di Jakarta Belum Terpenuhi, DPRD DKI Bakal Panggil Bakesbangpol

Gudang Logistik Pemilu 2024 di Jakarta Belum Terpenuhi, DPRD DKI Bakal Panggil Bakesbangpol

Megapolitan
Kisah di Balik Nama Jalan Perjuangan yang Dilalui Anies Saat Kampanye di Kampung Tanah Merah

Kisah di Balik Nama Jalan Perjuangan yang Dilalui Anies Saat Kampanye di Kampung Tanah Merah

Megapolitan
Minta Status Guru Honorer Murni di Jakarta Dihapus, P2G: Upahnya Tak Manusiawi

Minta Status Guru Honorer Murni di Jakarta Dihapus, P2G: Upahnya Tak Manusiawi

Megapolitan
Pembelaan Diri Rihani atas Kasus Penipuan 'Preorder' iPhone, Mengaku Juga Ditipu Rihana dan Minta Dibebaskan

Pembelaan Diri Rihani atas Kasus Penipuan "Preorder" iPhone, Mengaku Juga Ditipu Rihana dan Minta Dibebaskan

Megapolitan
Akses ARV yang Terbatas Jadi Tantangan Besar Pengobatan ODHIV

Akses ARV yang Terbatas Jadi Tantangan Besar Pengobatan ODHIV

Megapolitan
Jangan Sendirian, ODHIV Diminta Gabung Komunitas untuk Lancarkan Pengobatan

Jangan Sendirian, ODHIV Diminta Gabung Komunitas untuk Lancarkan Pengobatan

Megapolitan
Jejak Kampanye Pertama Anies di Tanah Merah: Kendarai Motor di Atas Jalan Perjuangan yang Tak Mulus

Jejak Kampanye Pertama Anies di Tanah Merah: Kendarai Motor di Atas Jalan Perjuangan yang Tak Mulus

Megapolitan
Kesendirian Rohmanto di Akhir Hayatnya, Tak Ada Keluarga dan Meninggal di Tumpukan Sampah

Kesendirian Rohmanto di Akhir Hayatnya, Tak Ada Keluarga dan Meninggal di Tumpukan Sampah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com