Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pandemi di Jakarta, Kematian Pasien Covid-19 Tembus Angka Tertinggi

Kompas.com - 02/03/2021, 19:36 WIB
Rosiana Haryanti,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setahun sejak kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan, duka akibat pandemi masih belum tuntas.

Di Ibu Kota DKI Jakarta, angka kematian akibat Covid-19 masih terus bertambah.

Berdasarkan data yang dikutip dari laman corona.jakarta.go.id, total pasien meninggal dunia akibat Covid-19 sejak awal pandemi sebanyak 5.528 orang, per Senin (1/2/2021).

Adapun tingkat kematian secara total sebesar 1,6 persen. Angka ini diklaim lebih kecil ketimbang tingkat kematian nasional yang mencapai 2,7 persen.

Jika dibedah per bulan, grafik angka kematian di Jakarta masih fluktuatif. Pada awal pandemi Covid-19, yakni Maret 2020, Pemprov DKI Jakarta mencatat 84 pasien meninggal dunia.

Baca juga: 2 Blad Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di TPU Bambu Apus Penuh

Angka tersebut melonjak drastis pada April 2020 ketika PSBB mulai diberlakukan. Jumlah pasien meninggal dunia pada saat itu bertambah 297 orang.

Sebulan setelahnya, angka kematian menurun menjadi 139 orang.

Kemudian pada Juni 2020, jumlah kematian meningkat kembali menjadi 195 orang. Angka ini terus melonjak pada Agustus 2020 dengan penambahan 366 orang yang meninggal dunia.

Jumlah kematian di Ibu Kota mulai menyentuh angka di atas 500 orang pada September dan Oktober 2020, yakni sebanyak 529 dan 524 orang.

Setelah itu, jumlah kematian mulai menurun pada November 2020, yakni sebanyak 416 orang. Namun angka kematian kembali meningkat menjadi 616 orang pada akhir tahun 2020.

Penambahan signifikan terjadi pada awal tahun 2021 dengan jumlah 980 orang yang meninggal dunia. Pada waktu itu, jumlah kasus harian mengalami peningkatan.

Pandemi Covid-19 di Jakarta tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Hal ini terlihat dari angka kematian pada Februari 2021 yang menyentuh angka tertinggi selama setahun terakhir.

Baca juga: Penuhnya TPU untuk Jenazah Pasien Covid-19 dan Lahan Baru di Jakarta...

Sebanyak 1.211 orang meninggal dunia selama Februari 2021.

Krisis lahan makam di Ibu Kota

Ribuan nyawa yang melayang akibat pandemi Covid-19 berdampak krisis makam di Ibu Kota.

Pemprov DKI Jakarta berinisiatif menyiapkan sejumlah lokasi lahan makam tambahan guna mengantisipasi krisis lahan di Ibu Kota.

Namun satu per satu tempat pemakaman di Jakarta kian sesak.

Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur di Jakarta Barat, TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur, dan TPU Srengseng Sawah dengan cepat mulai dipenuhi jenazah pasien Covid-10.

Di TPU Tegal Alur, blok makam khusus Muslim sudah penuh sejak 12 Januari 2021.

Kemudian TPU Pondok Ranggon, jumlah lahan makam baik di blok Muslim maupun non-Muslim sudah penuh sejak 20 Desember 2020 lalu.

Akibatnya, sejumlah jenazah dimakamkan dengan sistem tumpang. Ruang-ruang kosong yang sebelumnya diperuntukkan untuk area hijau atau taman turut dimanfaatkan.

Kondisi serupa juga terjadi di TPU Srengseng Sawah. Bahkan lokasi pemakaman ini sudah tidak bisa menerima jenazah pasien Covid-19 lantaran sudah penuh sejak 23 Januari 2021.

Padahal, lokasi ini baru difungsikan sebagai tempat pemakaman pasien Covid-19 11 hari sebelumnya.

Baca juga: Kilas Balik Kronologi Munculnya Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

Rata-rata 190 jenazah terkait Covid-19 dimakamkan per hari di Jakarta.

Karenanya, Pemprov DKI Jakarta kemudian menyiapkan lahan makam baru di Ibu Kota guna mengantisipasi penuhnya lahan makam. Adapun lokasinya, yakni:

1. TPU Bambu Apus 2 (Bambu Wulung) di Jakarta Timur dengan total luas 5 hektar.

Namun luasan lahan yang dipakai saat ini untuk pemakaman 3.000 meter persegi dengan kapasitas 800 petak makam.

2. TPU Srengseng Sawah 2 di Jakarta Selatan dengan total luas 3,4 hektar.

Adapun luas lahan yang tengah disiapkan adalah 1,2 hektar yang dapat menampung 1.900 petak makam.

3. TPU Tegal Alur di Jalan Sahabat, Jakarta Barat. Lokasi ini memiliki total luas 1,3 hektar.

Namun luas lahan yang disiapkan saat ini adalah 5.000 meter persegi dengan daya tampung sebanyak 800 petak makam.

4. Ruang Terbuka hijau (RTH) Kramat Tiga di Lubang Buaya, Jakarta Timur dengan total luas 5,2 hektar dan mampu menampung 9.000 petak makam.

5. RTH Jakan Raya Pondok Gede atau Dukuh II di Kramat Jati, Jakarta Timur dengan total luas 2,1 hektar. Lahan ini disebut memiliki kapasitas sebanyak 3.900 petak.

6. TPU Rorotan di Jakarta Utara. Lahan pemakaman ini sedang dalam tahap persiapan dengan total luas 25 hektar.

Pada tahap pertama, Pemrov DKI Jakarta menyiapkan lahan seluas 8.100 meter persegi yang bisa menampung hinga 1.00 petak makam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com