Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Tahun Covid-19 di Mata Tukang Gali Kubur, Kerja Ikhlas hingga Harap Cepat Usai

Kompas.com - 03/03/2021, 05:55 WIB
Sonya Teresa Debora,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Untuk melaksanakan ibadah sholat pun ia kadang tak sempat, sebab banyaknya jenazah yang harus dimakamkan.

Padahal sehari-harinya, terdapat delapan regu yang masing-masingnya terdiri dari empat orang.

Regu-regu tersebut beroperasi secara bergantian dalam memakamkan jenazah terkait Covid-19.

Meski demikian, Jasin mengaku masih kewalahan dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari.

Makam Amblas Saat Musim Hujan

Kini, Jasin mengaku terbantu sejak dibukanya lahan makam terkait jenazah Covid-19 di lokasi lain.

Namun, tantangan baru menguji tukang gali kubur seiring dengan hujan yang turun dengan lebat di awal tahun 2021 ini.

"Sekarang ini kan musim hujan, makam-makam itu pada amblas" ujar Jasin.

Pasalnya, jenazah terkait Covid-19 biasanya dimakamkan dengan peti karbon.

Baca juga: Situasi Kontras Jakarta dan Wuhan 1 Tahun Setelah Kasus Covid-19 Pertama Dilaporkan

Menurut Jasin, peti tersebut tak begitu baik kualitasnya sehingga rapuh jika terus-menerus terkena air hujan.

"Ini kan petinya biasa, pakai karbon, bukan peti dari kayu jati seperti peti jenazah yang biasa dipakai jenazah non-Muslim dari kayu jati, kuat," jelasnya.

Menurut Jasin, tak butuh waktu lama untuk makam-makam tersebut ambals jika hujan yang mengguyur datang secara rutin.

"Ini hujan tiga hari berturut-turut aja pasti ambrol, jadi banyak ini yang ambrol," tambah Jasin

Maka, meski pemakaman jenazah terkait Covid-19 mulai berkurang, Jasin dan kawan-kawan tak bisa bersantai sebab harus menata ulang makam-makam yang amblas saat ini.

Sudah Jadi Kewajiban

Setahun pandemi Covid-19 bergulir, Jasin mengaku mulai terbiasa dengan rutinitas baru yang harus dihadapinya di masa pandemi Covid-19

Menurut dia, rasa lelah yang harus dilaluinya setiap hari adalah konsekuensi pekerjaannya sebagai tukang gali kubur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com