Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melempemnya Bisnis Kerupuk Erna Jaya di Awal Pandemi Covid-19, Tak Ada Pemasukan Selama 3 Bulan

Kompas.com - 03/03/2021, 06:17 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

"Kalau suplai kerupuk ke kantor enggak bisa, karena pada work from home," ujar Elvin.

Pedagang kerupuk keliling juga kini hanya bisa menyuplai sekitar 500 kerupuk per hari kepada para langganannya.

Padahal, satu pedagang kerupuk keliling bisa menyuplai sekitar 1.500 kerupuk sebelum pandemi Covid-19.

Dari tukang jadi juragan kerupuk

Tonggak kejayaan Erna Jaya sudah mencapai tiga generasi.

Achmarudin asal Ciamis mengawali usaha di bidang kerupuk sejak tahun 1960-an. Waktu itu, Achmarudih masih berkeliling Jakarta.

“Yang mendirikan Pabrik Erna Jaya namanya Haji Achmarudin. Sebelum mendirikan, Haji Achmarudin berjualan keliling sambil memikul kaleng kerupuk,” kata Elvin.

Achmaruddin benar-benar merintis pabrik dari bawah seperti pedagang kerupuk keliling lainnya.

Ia sempat tinggal di pabrik kerupuk di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Achmarudin berjualan kerupuk ikan sembari mengumpulkan modal.

“Lalu ada modal, baru beli tanah di Cikoko pada tahun 1972. Dulunya di sekitar bangunan ini belum ada rumah-rumah. Di depan pabrik, dulunya mah rawa-rawa,” ujar Elvin.

Baca juga: Cerita Dewi Jadi Korban Perampokan, Salah Satu Pelaku Hamil 8 Bulan, Awalnya Mengaku Beli Kerupuk

Pabrik Kerupuk Erna Jaya awalnya tak secanggih saat ini. Dulu tak ada mesin-mesin hidrolik pencetak adonan kerupuk.

Produksinya pun terbatas. Pencetakan adonan kerupuk saat itu dilakukan secara manual.

Adonan kerupuk yang keluar dari keran dibentuk menggunakan tangan. Adonan diletakkan di mangkok.

“Mulai pakai mesin hidrolik ini tahun 2011. Dengan mesin hidrolik, satu hari produksi bisa maksimal satu ton. Kalau manual hanya setengah ton,” tambah Elvin.

Kini bisnis pabrik kerupuk milik almarhum Achmaruddin terus bertahan. Badai krisis moneter dan pandemi Covid-19 tak merobohkan produksi kerupuk ikan.

Baca juga: Sidak ke Swalayan di Tebet, Pemprov DKI Temukan Kandungan Boraks di Kerupuk dan Mi Kuning

Erna Jaya memiliki tujuh karyawan dan 40 pedagang kerupuk keliling yang siap memberikan kerenyahan kepada masyarakat.

Erna Jaya mampu menyediakan gerobak-gerobak untuk para pedagang kerupuk. Tempat tinggal sementara untuk pedagang pun disediakan.

“Hasil kerupuk ikan jadi itu dijual ke Serpong, Slipi, dan wilayah Jakarta. Di Jakarta Selatan, Erna Jaya hampir ada semua. Kalau mentahnya, hampir ke seluruh Indonesia. Yang belum ke Aceh sama Papua,” ujar Elvin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com