Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhkan Kenaikan Harga Cabai Rawit Merah, Warga Kurangi Pembelian hingga Ganti Menu Makanan

Kompas.com - 03/03/2021, 13:11 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Harga cabai rawit merah melonjak beberapa waktu belakangan.

Kenaikan harga cabai itu dikeluhkan ibu rumah tangga dan pelaku usaha makanan.

Beberapa di antaranya memilih untuk mengurangi pembelian cabai dari biasanya hingga mengganti menu makanan di rumah.

Rena (28), warga Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, mengatakan bahwa harga cabai rawit merah di pasaran naik terlalu tinggi.

Kondisi tersebut membuat dia mengurangi pembelian cabai untuk keperluan di rumah.

"Mahal banget, jadi mikir dua kali sekarang-sekarang kalau mau beli banyak-banyak," ujar Rena saat diwawancarai, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Cimanggis Tangsel Tembus Rp 115.000 Per Kg, Daya Beli Konsumen Turun

Menurut dia, harga cabai rawit merah sebelumnya hanya sekitar Rp 50.000 sampai Rp 60.000 per kilogram.

Namun, kini harganya melambung tinggi hingga kisaran Rp 115.000 sampai Rp 120.000 per kilogram.

"Di Pasar Ciputat kemarin nawar-nawar itu mentok Rp 110.000," ungkapnya.

Keluhan soal tingginya harga cabai rawit merah juga diungkapkan Sarah (26), warga Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan.

Dia mengaku sempat dilarang suaminya membeli terlalu banyak cabai lantaran harganya yang mahal.

"Suami sampai bilang jangan beli cabai dulu sekarang-sekarang. Ya tapi gimana, tetap beli cuma dikurangi porsinya," ungkapnya.

Baca juga: Petani Terdampak Banjir, Harga Cabai Rawit Merah di Jakbar Naik 2 Kali Lipat

Sarah bercerita, suaminya bahkan meminta menu makanan di rumah yang memerlukan penggunaan cabai untuk sementara waktu diganti.

Dengan begitu, intensitas pembelian cabai saat berbelanja kebutuhan pokok bisa dikurangi.

"Dia sampai bilang untuk beberapa waktu ke depan enggak usah ada masakan balado di rumah," kata Sarah.

Sementara itu, Rusmini, pemilik rumah makan di kawasan Maruga, Ciputat, mengatakan, tingginya harga cabai rawit merah kali ini cukup mencekik.

Alhasil, dia pun memilih untuk mengurangi porsi sambal yang disediakan di warung makannya.

"Ya enggak bikin sambal banyak-banyak dulu sekarang. Harganya mahal," ungkap Rusmini.

Baca juga: Inflasi Februari 0,10 Persen, Dipicu Harga Cabai Rawit hingga Tarif Angkutan Udara

Rusmini mengaku, rumah makannya bisa menghabiskan dua kilogram cabai setiap harinya.

Kini, dia hanya menghabiskan satu kilogram cabai karena tingginya harga.

"Biasanya kan saya bisa dua kilo sehari. Sekarang paling banyak sekilo. Diirit-irit. Kemarin sempat Rp 130.000 per kilo," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, harga cabai rawit merah di sejumlah pasar kembali melonjak.

Di Pasar Cimanggis, Ciputat, Tangerang Selatan, harga komoditi tersebut mencapai Rp 115.000 per kilogram.

Jaimin (42), salah seorang pedagang Pasar Cimanggis, menjelaskan, kenaikan kali ini jauh lebih tinggi dari kenaikan yang terjadi pada 2020 yang tidak menembus angka Rp 100.000 per kilogram.

"Harga cabai (rawit merah) itu sekarang itu naik terus, enggak turun-turun dari Rp 50.000 nyampe Rp 115.000 sekarang," ujar Jaimin, Senin (1/3/2021).

Menurut Jaimin, harga cabai rawit merah terus melonjak sejak awal Februari 2021 dari kisaran Rp 70.000, naik menjadi Rp 135.000 per kilogram.

Baca juga: Menanam Cabai Bisa di Dalam Rumah, Begini Caranya

Kemudian, turun sedikit pada akhir Februari menjadi Rp 115.000 per kilogram.

"Sedikit-dikit turun naik. Tapi pas Februari itu, beberapa hari itu, dua mingguan melonjak terus," ungkapnya.

Senada dengan Jaimin, Ginah (60), pedagang Pasar Cimanggis, mengatakan, lonjakan harga cabai rawit merah kali ini dua kali lipat dari kenaikan yang terjadi pada 2020.

"Tahun kemarin juga naik, tapi enggak pernah setinggi ini seumur-umur saya dagang," kata Ginah.

Kondisi tersebut pun mengakibatkan daya beli konsumen, khususnya di Pasar Cimanggis, menurun.

Ginah yang biasa menjual lebih dari 15 kilogram cabai rawit merah setiap harinya, kini hanya menghabiskan kurang dari 10 kilogram karena harga yang dianggap konsumen terlalu tinggi.

"Ya karena mahal pembeli juga enggak banyak. Kalau dulu biasanya sehari 15 kilogram. Sekarang delapan kilogram saja itu sudah bagus. Cabai keriting juga naik sebenarnya, tapi enggak seberapa, sekilo Rp 60.000," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com