Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah Dilaporkan atas Dugaan Pelecehan Seksual, Wali Kota Bekasi: Majelis Etik Nanti Bekerja

Kompas.com - 03/03/2021, 14:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang lurah di Kota Bekasi dilaporkan ke polisi atas dugaan pelecehan seksual terhadap seorang perempuan berinisial ER (24), pedagang warung kelontong dekat kantor kelurahannya.

Kasus tersebut saat ini masih ditangani Polres Metro Bekasi Kota, sejak laporan dibuat pada 11 Desember 2020 lalu.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengaku belum dapat berkomentar banyak mengenai kasus ini.

"Kan baru diduga; diduga dan dibuktikan," kata pria yang akrab disapa Pepen itu kepada wartawan, Rabu (3/3/2021).

"Nanti tim pemkot juga, (melalui) majelis etik, nanti bekerja," ujarnya.

Baca juga: Lurah di Bekasi Dilaporkan atas Dugaan Pelecehan Seksual

Berdasarkan laporan polisi bernomor LP/2784/K/XII/2020/SPKT/Restro Bekasi Kota, dugaan pelecehan seksual oleh lurah yang dilakukan terhadap ER terjadi pada 8 Desekber 2020.

Dalam laporan yang dibuatnya, ER mengaku hendak mengantar teh manis yang dipesan staf lurah tersebut.

Tiba di ruangan, lurah itu disebut mendekati ER, memesan minuman yang sama, lalu bersamaan dengan itu diduga mencolek bokongnya. ER diam dan langsung keluar.

Tak berhenti di situ, begitu ER tiba di ruangan untuk kali kedua mengantar minuman, lurah tersebut duduk di depan meja.

Ketika hendak meletakkan minuman, staf lurah yang tadinya ada di dalam langsung bergegas keluar dan mengunci pintu.

Lurah itu disebut meminta ER duduk di sisinya, namun ditolak. Tangan ER dipegang dan langsung diarahkan ke kemaluan terduga pelaku.

Begitu ER berlari mendekati pintu yang masih terkunci, lurah mendekatinya dan langsung meremas payudara serta bokongnya.

Pepen enggan berandai-andai soal kemungkinan sanksi yang bakal dijatuhkan jika lurah itu terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap ER.

Ia hanya menjawab, bahwa hukuman yang akan dikenakan nantinya "sesuai dengan aturan kepegawaian".

"Kalau dia ada keputusan hukum tetap, nanti di Menpan-RB," kata Pepen.

"Majelis etik bekerja dulu. Kami menunggu laporan. Tiga bulan yang lalu (saat insiden terjadi) kan kami belum dapat laporan. Sekarang kan kami sedang melakukan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com