Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Warga Keluhkan Karantina Berbayar di Hotel, Ini Kata Satgas Covid-19

Kompas.com - 03/03/2021, 14:39 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, fasilitas karantina bagi warga negara Indonesia yang baru kembali dari luar negeri diberikan secara gratis oleh pemerintah.

Namun, fasilitas gratis itu hanya tersedia bagi warga yang termasuk dalam kriteria.

Hal ini sesuai Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 8 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19.

Baca juga: Setahun Pandemi: Saat Pulau Sebaru Disulap Jadi Tempat Karantina ABK

"Sesuai SK Ketua Satgas Covid-19 bahwa yang mampu dibiayai adalah pekerja migran Indonesia, pelajar, dan ASN atau WNI yang tidak mampu secara ekonomi dengan bukti surat tidak mampu. Selain itu biaya ditanggung pribadi," kata Wiku kepada Kompas.com, Rabu (3/3/2021).

Hal ini disampaikan Wiku guna menanggapi video rekaman yang viral tersebut, di mana sejumlah warga mengeluhkan karantina berbayar di hotel.

Wiku mengatakan, karantina gratis bagi warga yang masuk kriteria memang hanya tersedia di Wisma Atlet Pademangan. Sementara itu, warga yang tak masuk kriteria bisa menjalani karantina berbayar di hotel-hotel yang telah bekerja sama dengan pemerintah.

Baca juga: Wisma Atlet dan Hotel Jadi Lokasi Karantina Pelaku Perjalanan dari Luar Negeri, Ini Penjelasannya

Namun, Wiku membantah pernyataan warga di video itu bahwa karantina berbayar di hotel pasti mendapatkan hasil tes polymerase chain reaction (PCR) dengan hasil negatif Covid-19. Ia menilai oknum warga tersebut telah melemparkan tuduhan serius.

"Mohon untuk segera melaporkan oknum tersebut kepada penanggung jawab fasilitas setempat dan sehingga dapat langsung ditindaklanjuti," kata Wiku.

Video warga mengeluhkan karantina berbayar di hotel itu diunggah oleh akun Tiktok @rinaa_rafaell. Dalam video itu sejumlah pekerja migran Indonesia tengah berkumpul di bandara Taiwan, 28 Januari 2021.

Mereka hendak terbang ke Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Salah satu orang dalam video memberi tahu para WNI bahwa saat ini karantina di hotel harus membayar uang sejumlah Rp 5 juta selama tiga hari.

"Katanya mereka yang pilih di hotel dijamin (hasil tes swabnya) negatif," kata perempuan tersebut.

"Nah, yang pilih di Wisma Atlet Pademangan sudah mulai kayak dulu lagi. Kemarin ada penerbangan tanggal 24 (hasil tesnya) dipositifin berapa orang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com