Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pandemi, Epidemiolog Sebut Kasus Covid-19 Masih Terus Bertambah karena Longgarnya Aturan

Kompas.com - 04/03/2021, 05:42 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah terjadi selama satu tahun di Indonesia, tepatnya sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama pada 2 Maret 2020.

Hingga kini, kasus Covid-19 di Indonesia, tak terkecuali di Jakarta, masih terus bertambah meski beberapa upaya untuk menekan penyebaran virus SARS-CoV-2 telah dilakukan.

Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, angka penularan Covid-19 masih terus terjadi karena usaha pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19 belum maksimal.

Baca juga: Sepekan Terakhir Turun, Kasus Aktif Covid-19 di Depok Naik Lagi

Salah satunya, kata Pandu, mengenai aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang beberapa waktu lalu telah dilonggarkan.

"Lockdown saja tidak berani. Lockdown itu bahasa Indonesianya PSBB atau karantina wilayah. Itu saja dipersulit. Sudah bagus sudah bisa menurunkan kasus, tapi disuruh diperlonggar sehingga (kasus) naik lagi," kata Pandu saat dihubungi, Rabu (3/3/2021).

Pandu mengatakan, pemerintah telah melonggarkan PSBB tanpa adanya kesiapan dengan membangun sistem pengawasan.

"Sebelum (PSBB) dilonggarkan, pemerintah itu sudah harus membangun sistem surveillance, testing, pelacakan kasus, dan isolasi. Itu basic yang harus dilakukan, tapi sampai sekarang tidak dilakukan dengan serius," katanya.

Baca juga: Catat 21 Kasus Kematian akibat Covid-19 dalam Sehari, Dinkes Kota Bekasi: Data Lama yang Belum Dicatat

Melihat tidak adanya ketegasan aturan, kata Pandu, menunjukkan pemerintah seolah tidak serius menangani pandemi.

Bahkan, pemerintah saat ini justru mengedepankan alasan menjaga keseimbangan antara ekonomi dan kesehatan.

"Sebenarnya tidak ada istilah itu. Itu hanya paranoid pemerintah saja. Alasan itu kerap dipakai, sebenarnya tidak akurat. Mau mengatasi krisis, ya atasi krisis dulu. Krisisnya apa? Pandemi. Bisa enggak diatasi? Bisa. Semua negara bisa, kecuali Indonesia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com