Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditertibkan Saat Main Skateboard di Trotoar Bundaran HI, Pria Ini Mengaku Ditendang Satpol PP

Kompas.com - 04/03/2021, 13:39 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan penertiban pemain skateboard oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) viral di media sosial.

Video itu pertama kali diunggah oleh pemilik akun Instagram @insurgentcrew, Rabu (3/3/2021).

Pemilik akun tersebut menyayangkan tindakan anggota satpol PP yang dinilai kasar dan mengadu kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta Presiden Jokowi.

"KASAR perlakuan Satpol PP pada skateboarders! Tolong ditindak oknum ini @dkijakarta @aniesbaswedan @jokowi," tulis pemilik akun @insurgentcrew.

Dalam video itu, salah seorang skateboarder mengaku bahwa dirinya baru datang ke lokasi. Ia juga berjanji akan pulang.

"Saya baru datang, Pak, ini mau pulang," ucap salah seorang skateboarder.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by INSURGENT SINCE 2009 (@insurgentcrew)

Meskipun begitu, petugas satpol PP berkeras membawa skateboarder itu ke kantor dan menyita peralatan skateboard miliknya.

Sementara itu, seorang skateboarder lainnya tampak sedang berjibaku melawan beberapa petugas Satpol PP yang akan menyita skateboard-nya.

Pemuda yang bertelanjang dada itu sempat hampir terjatuh saat mempertahankan skateboard-nya dari petugas.

Mengaku ditendang

Kompas.com menghubungi salah satu pemain skateboard yang ada di video viral itu.

Skateboarder bernama Tomi Boi itu menceritakan, ia datang ke trotoar di dekat Bundaran HI pada Rabu (3/3/2021) sekitar pukul 17.00 WIB.

Baru bermain skateboard di trotoar itu selama 15 menit, lalu rombongan petugas Satpol PP datang ke lokasi.

"Tiba-tiba Satpol PP datang, yang lain pada lari kabur-kaburan. Saya biasa saja dengan teman saya, terus saya pikir berarti mau dibubarkan. Ya sudah saya ambil skate dan tas saya," ujar Tomi.

Baca juga: Pemain Skateboard di Trotoar Bundaran HI Ditertibkan karena Langgar Prokes

Saat Tomi hendak meninggalkan lokasi, seorang petugas Satpol PP justru hendak merebut paksa papan skate miliknya.

"Oknum terkait terus kekeh narik-narik papan saya sampai sekitar 5 menit," katanya.

Petugas Satpol PP itu menuduh Tomi sebelumnya telah diusir, tetapi kembali lagi bermain skateboard di trotoar tersebut.

Namun, Tomi tak terima karena ia memang baru saja datang ke lokasi. Tomi pun tetap ngotot mempertahankan papan skate miliknya.

"Saya tetap tidak mau, lalu oknum yang tarik papan saya dari awal memelototi mata saya dan menendang dengan lututnya mengenai paha saya," kata Tomi.

Tomi lalu menegur oknum Satpol PP itu. "Kok kasar? Kok Bapak main fisik?"

Baca juga: Melihat Pembangunan Taman Skateboard di Kolong Flyover Slipi

Setelah itu, petugas Satpol PP lain berusaha menenangkan rekannya yang main fisik tersebut.

Saat itulah Tomi berhasil merebut papan skate-nya. Ia lalu langsung berjalan menjauh dari petugas Satpol PP ke arah parkiran motor.

Tomi menyebutkan momen saat ia ditendang itu tak terekam oleh kamera.

Sebab, teman Tomi yang mengambil video diminta untuk berhenti merekam oleh anggota Satpol PP lain.

Tak tahu dilarang main skateboard

Tomi sendiri mengaku tidak tahu ada larangan bermain skateboard di trotoar.

Ia mengaku selama ini sudah sering bermain skateboard di sekitar Bundaran HI, tetapi tak pernah ditindak oleh Satpol PP.

Ia mengaku memilih trotoar karena kondisi taman untuk bermain skateboard di Ibu Kota kurang memadai.

"Kurang memadai, konstruksi tidak bagus. Kalau di trotoar jalannya kebetulan bagus, pemandangan kota bagus," kata dia.

Baca juga: Kepala Satpol PP DKI Akan Tegur Anak Buahnya yang Kasar kepada Pemain Skateboard

Meski memang ada larangan, ia menyayangkan petugas Satpol PP yang bersikap kasar. Menurut dia, harusnya petugas Satpol PP cukup menegur secara baik-baik.

"Harapan saya petugas Satpol PP ke depannya tidak berlaku semena-mena, bisa bertindak dengan baik, enggak perlu kasar apa lagi mencoba main fisik," katanya.

Dihubungi terpisah, Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Bernard Tambunan menyebutkan bahwa penertiban itu dilakukan petugas di bawah Satpol PP Provinsi DKI, bukan tingkat kota.

Oleh karena itu, ia meminta wartawan bertanya langsung kepada Satpol PP Provinsi DKI.

Dibubarkan karena langgar prokes

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin memberi penjelasan soal penertiban pemain skateboard di trotoar kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.

Video rekaman yang viral di media sosial itu menampilkan pristiwa dua pemain skateboard bersitegang dengan petugas Satpol PP saat proses penertiban. Arifin menjelaskan, penertiban pemain skateboard itu dilakukan demi menegakkan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Karena pada saat patroli, anggota Satpol PP itu mendapati kegiatan teman-teman yang menggunakan skateboard itu bermain di trotoar tanpa gunakan masker, berkerumun dan sebagainya," kata Arifin saat dikonfirmasi, Kamis (4/3/2021).

 

Arifin mengatakan, saat patroli, petugas Satpol PP sudah mengingatkan para pemain skateboard untuk menerapkan protokol kesehatan. Namun, keesokan harinya atau pada Rabu (3/3/2021) sore kemarin, hal yang sama kembali terulang.

Banyak pemain skateboard di sekitar Bundaran HI yang berkerumun dan tanpa masker. Akhirnya petugas Satpol PP kembali menghampiri mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com