Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Respons Wali Murid di Kota Tangerang soal Wacana Belajar Tatap Muka Juli Mendatang

Kompas.com - 04/03/2021, 20:31 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Pasalnya, Gilang merasa adiknya sudah terlampau jenuh dengan pembelajaran jarak jauh atau daring yang sudah setahun ini diterapkan.

"Dia emang udah capek juga sekolah online. Dia mau ketemu temen-temennya juga. Belajar bareng, main bareng," ungkap Gilang melalui sambungan telepon, Kamis (4/3/2021) malam.

Baca juga: Isi Waktu Luang Selama Belajar Daring, Siswa SMK Tanam Sayuran, Punya Omzet Rp 3 Juta Sebulan

Kejenuhan yang dialami adiknya, kata Gilang, disebabkan banyak mata pelajaran yang dikerjakan menggunakan ponsel. Sehingga, adiknya mengalami kelelahan mata.

Ia menambahkan, adiknya memang belum diizinkan untuk menggunakan laptop sementara ini.

"Ada beberapa pelajaran yang pakai Zoom, kaya penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan). Itu by phone. Ya sudah capek matanya, sehari bisa tiga, empat PR ngerjain dari HP," urai dia.

Oleh karena itu, ia mendukung wacana yang diutarakan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makariem pada akhir Februari 2021.

Kendati demikian, kata Gilang, dia mengaku khawatir bila pembelajaran tatap muka diberlakukan. Sebab, menurut dia, virus Covid-19 dimungkinkan menyebar di area sekolah.

Ia menyatakan, untuk mengantisipasi penyebaran virus SARS-CoV-2, pihak sekolah atau pun pemerintah setempat harus memastikan bahwa area sekolah harus bersih.

"Kalau pemerintah ngejamin sekolah tatap muka bulan Juli (2021), ya kondisi sekolah sudah harus bersih," kata Gilang.

"Seperti disinfektan, protokol kesehatan, harus lebih ketat," imbuh dia.

Sebelumnya, Nadiem Makarim menargetkan proses vaksin 5 juta guru dan tenaga kependidikan rampung pada Juni 2021.

Apabila sesuai dengan target tersebut, maka proses pembelajaran tatap muka mampu terlaksana pada Juli 2021.

"Kami ingin memastikan kalau guru dan tenaga kependidikan sudah selesai vaksinasi di akhir Juni (2021)," ungkap Nadiem, Rabu (24/2/2021).

"Sehingga di Juli (2021), insya Allah sudah melakukan proses belajar tatap muka di sekolah," imbuh Nadiem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com