Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Lurah Diduga Cabul di Bekasi, Kesaksian 6 Staf Beda dengan Versi Korban

Kompas.com - 05/03/2021, 06:43 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Polisi menyatakan telah memeriksa enam orang staf kelurahan terkait kasus lurah yang diduga melakukan pelecehan seksual di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Dari keterangan enam staf itu, polisi mendapati cerita berbeda dari versi yang dilaporkan ER (24) selaku korban.

Versi korban

Berdasarkan laporan polisi bernomor LP/2784/K/XII/2020/SPKT/Restro Bekasi Kota, ER melaporkan bahwa dugaan pelecehan seksual oleh lurah itu terjadi kala ia mengantar teh manis yang dipesan staf lurah tersebut.

Kejadian itu terjadi pada 8 Desember 2020, sedangkan laporan polisi dibuat tiga hari setelahnya.

Saat ER tiba di ruangan, lurah itu disebut mendekati ER, memesan minuman yang sama, lalu bersamaan dengan itu mencolek bokongnya. ER diam dan langsung keluar.

ER lalu membuat minuman pesanan si lurah dan kemudian mengantarnya ke ruangan.

Baca juga: Lurah di Bekasi Dilaporkan atas Dugaan Pelecehan Seksual

Begitu ER masuk ruangan dan hendak meletakkan minuman, lurah tersebut duduk di depan meja.

Staf lurah yang tadinya ada di dalam langsung bergegas keluar dan diduga mengunci pintu.

Lurah itu disebut meminta ER duduk di sisinya, tetapi ditolak. Tangan ER dipegang dan langsung diarahkan ke kemaluan si lurah.

Begitu ER berlari mendekati pintu, lurah mendekatinya dan langsung meremas payudara serta bokong korban.

Korban kemudian berteriak agar pintu dibuka. Setelah itu, staf lurah langsung membuka pintu.

Versi staf kelurahan

Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian, mengatakan bahwa salah seorang staf lurah berujar bahwa ER di dalam ruangan lurah sekitar dua menit.

Beda dengan versi korban, Alfian menyebut bahwa enam staf lurah yang diperiksa tidak mendengar teriakan dari dalam ruangan dan pintu tidak terkunci.

"Saat kami lakukan olah TKP, (pintu) tidak bisa terkunci dan tidak dikunci," kata Alfian.

"Dan kacanya itu semua kaca terang sehingga sangat kecil kemungkinan lurah akan melakukan tindakan seperti itu, menurut analisis saya," tambahnya.

Baca juga: Lurah Dilaporkan atas Dugaan Pelecehan Seksual, Wali Kota Bekasi: Majelis Etik Nanti Bekerja

Ketika ditanya soal kemungkinan staf-staf itu telah bersekongkol atau dikondisikan agar membela lurah saat diperiksa polisi, Alfian menepisnya.

"Masak ada hal tidak baik terus kami tutup-tutupi, apakah ini tidak dipertanggungjawabkan di akhirat?" kata dia.

Selain itu, ia yakin anggotanya telah melakukan penyelidikan dengan baik, menggali kesaksian dari para staf lurah dengan teknik-teknik interogasi yang menjamin munculnya keterangan yang otentik.

Baca juga: Kasus Sudah 3 Bulan, Polisi Belum Periksa Lurah yang Diduga Cabul di Bekasi

Alfian mengeklaim, jawaban para staf itu bukan hanya konsisten, melainkan sama.

"Pemeriksaan itu, dari enam orang itu, kami lihat korelasinya, nyambung atau tidak antara pernyataan si A, si B, si C. Di mana ada ketidaksamaan itu kan kami sudah bisa menilai. Ya, dong?" ujar Alfian.

"Pertanyaan kami kan kami tanya, skemanya seperti, oh korban seperti ini, kami korelasikan antara jawaban saksi A, B, C, D, E, F ini seperti apa. Kalau ada kejanggalan pasti akan kami tanyakan lagi dong? Kalau memang dia berbohong pasti ada salah satu pernyataan yang split," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com