Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Satpol PP Rebut Skateboard Warga secara Kasar yang Videonya Viral

Kompas.com - 05/03/2021, 08:15 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video yang merekam penertiban pemain skateboard oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) viral di media sosial.

Video itu pertama kali diunggah oleh pemilik akun Instagram @insurgentcrew, Rabu (3/3/2021).

Dalam video itu, dua warga tengah bersitegang dengan petugas Satpol PP di trotoar kawasan bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.

Keduanya mempertahankan papan skate mereka yang hendak direbut oleh petugas.

Kepada Satpol PP, salah seorang skateboarder mengaku bahwa dirinya baru datang ke trotoar itu. Ia juga berjanji akan pulang.

"Saya baru datang, Pak. Ini mau pulang," kata dia.

Meski begitu, petugas satpol PP berkeras membawa skateboarder itu ke kantor dan menyita peralatan skateboard miliknya.

Baca juga: Ditertibkan Saat Main Skateboard di Trotoar Bundaran HI, Pria Ini Mengaku Ditendang Satpol PP


Sementara itu, seorang skateboarder lainnya tampak sedang berjibaku melawan beberapa petugas Satpol PP yang akan menyita papan skate-nya.

Pemuda yang bertelanjang dada itu sempat hampir terjatuh saat mempertahankan skateboard-nya dari petugas.

Pemilik akun @insurgentcrew itu pun menyayangkan tindakan satpol PP yang dinilai telah bertindak kasar.

Pemilik akun itu juga mengadukan sikap petugas Satpol PP tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta Presiden Jokowi.

"KASAR perlakuan Satpol PP pada skateboarders! Tolong ditindak oknum ini @dkijakarta @aniesbaswedan @jokowi," tulis pemilik akun @insurgentcrew.

Mengaku ditendang

Kompas.com menghubungi salah seorang pemain skateboard yang ada di video viral itu.

Skateboarder bernama Tomi Boi itu menceritakan, ia datang ke trotoar di dekat Bundaran HI itu pada Rabu (3/3/2021) sekitar pukul 17.00 WIB.

Ia baru bermain skate di trotoar itu selama 15 menit, lalu rombongan petugas Satpol PP datang ke lokasi.

"Tiba-tiba Satpol PP datang, yang lain pada lari kabur-kaburan. Saya biasa saja dengan teman saya, terus saya pikir berarti mau dibubarkan. Ya sudah saya ambil skate dan tas saya," ujar Tomi.

Saat Tomi hendak meninggalkan lokasi, seorang petugas Satpol PP justru hendak merebut paksa papan skate miliknya.

"Oknum terkait terus kekeh narik-narik papan saya sampai sekitar 5 menit," katanya.

Baca juga: Pemain Skateboard di Trotoar Bundaran HI Ditertibkan karena Langgar Prokes

Petugas Satpol PP itu menuduh Tomi sebelumnya telah diusir, tetapi kembali lagi bermain skateboard di trotoar tersebut.

Namun, Tomi tak terima karena ia memang baru saja datang ke lokasi. Tomi pun tetap ngotot mempertahankan papan skate miliknya.

"Saya tetap tidak mau, lalu oknum yang tarik papan saya dari awal memelototi mata saya dan menendang dengan lututnya mengenai paha saya," kata Tomi.

Tomi lalu menegur petugas Satpol PP itu. "Kok kasar? Kok Bapak main fisik?"

Setelah itu, petugas Satpol PP lain berusaha menenangkan rekannya yang main fisik tersebut.

Saat itulah Tomi berhasil merebut papan skate-nya. Ia lalu langsung berjalan menjauh dari petugas Satpol PP ke arah parkiran motor.

Tomi menyebutkan, momen saat ia ditendang itu tak terekam oleh kamera.

Sebab, teman Tomi yang mengambil video diminta untuk berhenti merekam oleh anggota satpol PP lain.

Baca juga: Kepala Satpol PP DKI Akan Tegur Anak Buahnya yang Kasar kepada Pemain Skateboard

Tomi sendiri mengaku tidak tahu ada larangan bermain skateboard di trotoar.

Ia mengaku selama ini sudah sering bermain skateboard di sekitar Bundaran HI dan tak pernah ditindak oleh Satpol PP.

Ia mengaku memilih trotoar karena taman untuk bermain skateboard di Ibu Kota kurang memadai.

"Kurang memadai, konstruksi tidak bagus. Kalau di trotoar jalannya kebetulan bagus, pemandangan kota bagus," kata dia.

Jika pun memang ada larangan, ia menyayangkan petugas Satpol PP yang bersikap kasar.

Menurut dia, harusnya petugas Satpol PP cukup menegur secara baik-baik.

"Harapan saya petugas Satpol PP kedepannya tidak berlaku semena-mena. Bisa bertindak dengan baik, enggak perlu kasar apa lagi mencoba main fisik," katanya.

Penertiban protokol kesehatan

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin menjelaskan, penertiban warga yang bermain skateboard itu dilakukan demi menegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Karena pada saat patroli, anggota Satpol PP itu mendapati kegiatan teman-teman yang menggunakan skateboard itu bermain di trotoar tanpa gunakan masker, berkerumun, dan sebagainya," kata Arifin saat dikonfirmasi, Kamis (4/3/2021).

Arifin mengatakan, saat patroli itu, petugas Satpol PP sudah mengingatkan para pemain skateboard untuk menerapkan protokol kesehatan.

Namun, keesokan harinya, hal yang sama kembali terulang.

Banyak pemain skateboard di sekitar Bundaran HI yang berkerumun dan tidak mengenakan masker. Akhirnya petugas Satpol PP kembali menghampiri mereka.

"Tapi mereka malah berlarian," kata Arifin.

Baca juga: Satpol PP DKI: Main Skateboard di Trotoar Silakan asal Patuhi Protokol Kesehatan

Ada dua orang pemain skateboard yang tetap berada di lokasi saat didatangi Satpol PP.

Menurut Arifin, petugas Satpol PP hendak membawa mereka ke kantor untuk didata sekaligus diberikan edukasi.

Namun, mereka menolak sehingga sempat terjadi ketegangan.

"Sebenarnya kami ingin berikan edukasi supaya yang dibawa ini bisa ingatkan kepada teman-temannya," kata Arifin.

Arifin menilai ketegangan yang muncul antara warga dan petugas satpol PP hanya karena dinamika di lapangan dan tak perlu dibesar-besarkan.

Meski begitu, Arifin berjanji akan menegur anggotanya yang dinilai bertindak berlebihan saat menertibkan pemain skateboard itu.

"Tentu kalau anggota kami berlebihan, tentu kami akan kasih peringatan kepada anggota," kata Arifin.

Baca juga: Anies Bertemu Skateboarder: Tidak Ada Larangan Bermain Skateboard di Trotoar Jakarta

Arifin menambahkan, area untuk bermain skateboard sebenarnya sudah ada di sejumlah lokasi di Jakarta.

Namun, karena fasilitas yang terbatas, ia tak melarang jika para anak muda memanfaatkan trotoar untuk bermain skateboard sepanjang mengikuti aturan.

"Artinya kegiatan ini sepanjang tidak ganggu ketertiban umum, tidak berkerumun, menggunakan masker, itu silakan saja. Tentu kami tidak lakukan pendisplinan," kata Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com