Para pedagang berharap segera ada intervensi dari pemerintah akan lonjakan harga cabai rawit merah selama beberapa hari terakhir ini.
"Penginnya ya paling mahal Rp 40.000 aja, jangan naik sampai tiga kali lipat gini," kata Juniem.
Sejumlah pengusaha rumah makan padang di Jakarta Barat juga dirugikan dengan naiknya harga cabai.
"Ini naik semua harga cabai, jadi mahal-mahal," kata Ramli, pengusaha salah satu rumah makan padang di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, kemarin.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Syahrul, pengusaha Rumah Makan Padang Jaya Bukittinggi, Slipi, Jakarta Barat.
"Kalau di warung makan padang sini, banyak pakainya cabai keriting. Harganya naik dari Rp 30.000 sampai Rp 40.000 sekarang bisa Rp 60.000, dua kali lipat," ungkap Syahrul.
Mereka enggan mengurangi jumlah cabai yang digunakan untuk menjaga cita rasa masakan.
"Kalau cabai enggak kami kurangi, tetap begitu, soalnya kalau dikurangi nanti rasanya berubah," kata Ramli.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah Naik, Pedagang Kurangi Stok Jualan
Imbasnya, para pengusaha harus mengeluarkan modal yang lebih besar dari biasanya.
Pengusaha rumah makan padang lainnya, Doni, juga mengeluhkan hal yang serupa.
"Ya jadinya kami pengeluarannya naik, jadi lebih banyak sekarang," kata Doni, pengusaha salah satu rumah makan padang di kawasan Kebon Jeruk.
Terlebih lagi, pemasukan para pengusaha juga menurun semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
"Daya beli masyarakat juga sudah turun dari awal pandemi Covid-19, sekarang kehantam ini lagi naik harga cabai jadi makin susah. Ini saja omzet sudah berkurang 20 persen," ungkap Syahrul.
Mereka berharap, harga dapat kembali normal dalam waktu cepat.
"Ya harganya standar-standar sajalah, jangan naik tinggi-tinggi banget, apalagi keadaan sekarang Covid-19, daya beli kurang, harga tinggi, masyarakat jadi jerit-jerit," kata Ramli.