Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenalan hingga ART Ikut Divaksin di Pasar Tanah Abang, Ikappi: Merugikan Pedagang

Kompas.com - 05/03/2021, 22:01 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengkritisi proses pendataan pedagang dan pegawai Pasar Tanah Abang untuk vaksinasi Covid-19 yang belum berjalan maksimal.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Ikappi Reynaldi Sarijowan ketika menanggapi adanya peserta vaksinasi yang bukan dari kalangan pedagang maupun pegawai di Pasar Tanah Abang.

"Pendataan yang dilakukan PD Pasar belum maksimal. Satu bulan lalu saya sampaikan hati-hati untuk melakukan pendataan," ujar Reynaldi, Jumat (5/3/2021).

Menurut Reynaldi, PD Pasar Jaya seharusnya lebih berhati-hati dalam melakukan pendataan verifikasi peserta yang menjalani vaksinasi di Tanah Abang.

Baca juga: Manfaatkan Celah, Pembantu hingga Kenalan Pedagang Ikut Vaksinasi di Pasar Tanah Abang

Pasalnya, pendataan peserta yang belum maksimal tersebut berdampak pada kesalahan dalam memverifikasi peserta yang akan menjalani vaksinasi.

Kondisi tersebut membuat slot kepesertaan rentan disalahgunakan dan membuat pihak-pihak dari luar pedagang maupun pegawai bisa menjalani vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang.

"Ini yang sudah kami bilang sejak awal, kalau pedagang belum terdata secara maksimal, otomatis ini ada kesalahan dalam meng-crosscheck data pedagang pasar," ungkapnya.

Ikappi berpandangan, adanya peserta vaksinasi Covid-19 dari pihak luar merugikan pedagang dan pegawai pasar yang seharusnya menjadi prioritas penerima vaksin.

"Tapi yang pasti, dibilang rugi, jelas ini merugikan pedagang. Karena seyogianya vaksinasi tahap kedua ini perlu untuk memaksimalkan pedagang pasar di Tanah Abang," pungkasnya.

Seperti diberitakan Kompas.id, asisten rumah tangga hingga kenalan pedagang ditemukan mengikuti antrean vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang, pada Senin (1/3/2021).

Baca juga: ART hingga Kenalan Pedagang Ikut Vaksin di Pasar Tanah Abang, Ini Kata PD Pasar Jaya

Mereka datang ke lokasi vaksinasi hanya dengan membawa Kartu Tanda Penduduk. Sementara berkas lainnya yang menjadi persyaratan memperoleh vaksin dibawa oleh pedagang atau penyewa kios.

Ami (50), asisten rumah tangga ini contohnya, sudah mengantre pengambilan kupon vaksin sejak pukul 09.00.

Sambil mengantre, ia juga menanti kedatangan majikannya, penyewa salah satu kios di Pasar Tanah Abang, yang akan membawakannya berkas untuk pendaftaran ulang vaksinasi.

"Tidak tahu apa saja yang dibawa (untuk vaksinasi). Yang urusin (pendaftaran) bos. Bos belum datang. Saya pembantu rumah tangga," kata Ami.

Hernowo (38), salah satu peserta antrean kupon vaksinasi ini mengaku mengikuti vaksinasi berkat salah satu kenalannya di Pasar Tanah Abang.

Ia enggan merinci tempatnya bekerja, tetapi ia mengakui didaftarkan oleh salah satu pedagang di Blok A Pasar Tanah Abang yang merupakan kenalannya.

"Lagi menunggu (pedagang kenalannya) datang untuk ambil kupon. Surat (persyarat pendaftaran), dia yang bawa. Saya cuma bawa KTP," ucap Herwono yang kemudian segera menghindari Kompas.

Kementerian Kesehatan mengakui jatah vaksinasi bagi pedagang di Pasar Tanah Abang sulit diawasi dan rentan disalahgunakan.

Hal ini disampaikan Penanggungjawab Vaksinasi Covid-19 Pasar Tanah dari Kemenkes, Siti Nur Halimah.

Baca juga: Kemenkes Akui Slot Vaksinasi Covid-19 di Tanah Abang Rentan Disalahgunakan

Siti menilai penyalahgunaan jatah vaksin ini bisa saja terjadi jika ada pedagang nakal yang memanfaatkan celah kelemahan pendaftaran vaksin.

Ia mengatakan, pedagang atau pemilik dan penyewa kios memang disyaratkan untuk melampirkan keterangan pembayaran iuran sebagai bukti verifikasi sebelum mengikuti vaksinasi.

Namun, verifikasi serupa sulit dilakukan untuk karyawan para pedagang.

"Kalau karyawan nah itu dia, dia didaftarkan sama bosnya. Sekian ribu orang mau dipelototi juga susah (membuktikan karyawan atau bukan)," kata Siti saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Meski begitu, Siti mengaku belum mengetahui adanya kenalan pedagang yang ikut mendapat jatah vaksinasi.

Ia mengungkapkan bahwa masalah pendaftaran dan verifikasi ini sepenuhnya dikerjakan oleh PD Pasar Jaya selaku pengelola Pasar Tanah Abang.

"Jadi silahkan ditanya ke Pasar Jaya. Kita sudah janjian di luar pintu, ruang verifikasi, itu tanggung jawab Pasar Jaya. Begitu masuk ruang vaksinasi baru tanggung jawab kami (Kementerian Kesehatan)," kata Siti.

"Kami kan di sini bekerja prinsipnya saling percaya. Kalau mereka (Pasar Jaya) sudah menyatakan itu pedagang, ya kami layani," tambah dia.

Siti menambahkan, saat ini sudah ada 21.600 pedagang di Pasar Tanah Abang terdaftar sebagai penerima vaksin. Jumlah itu terus bertambah dari data awal yang hanya 9700 orang.

"Pendaftaran ini harusnya sudah ditutup, tapi ini lah karena Pak Presiden mengatakan semua pedagang punya hak. Jadi mereka menuntut haknya. Mereka daftar lagi kami harus melayani," kata Siti.

Menurut Siti, sejauh ini pihaknya sudah menyuntik vaksin 19.000 orang pedagang, dan 3000 diantaranya telah menerima vaksin dosis kedua.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama PD Pasar Jaya Arif Nasrudin enggan menanggapi temuan adanya pembantu hingga kenalan pedagang yang ikut menjalani vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang itu.

"Saya belum bisa komentar, nanti saya cek dulu," kata Arif saat dihubungi Kompas.com lewat pesan singkat.

Arief mengaku akan mengecek terlebih dulu informasi tersebut. Sebab, ia menegaskan bahwa pendataan yang dilakukan untuk vaksinasi ini adalah untuk pedagang pasar.

"Sensus kita kepada pedagang," kata Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com