Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Kasus Pembunuhan Berantai seperti Serial Killer di Indonesia, mulai dari Rian Bogor hingga Ryan Jombang

Kompas.com - 12/03/2021, 15:12 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan berantai kembali menghebohkan publik. Kali ini tersangkanya adalah MRI (21) atau Rian yang diduga membunuh dua wanita, masing-masing berinisial DS (18) dan EL (23).

Mayat DS ditemukan dalam plastik sampah di Kota Bogor, Jawa Barat. Korban diduga dubunuh dengan cara dicekik, lalu jasadnya dimasukkan ke dalam kantong plastik sampah dengan kondisi kedua kaki terikat.

Sementara itu, EL dibunuh dalam rentang waktu dua minggu setelah Rian membunuh DS. Mayat EL ditemukan di area perkebunan kosong di wilayah Megamendung, Kabupaten Bogor.

Rian memilih korbannya secara acak dengan modus berkenalan melalui media sosial. Kapolres Bogor Kota Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro menyebut, perilaku Rian layaknya seorang psikopat atau pembunuh berantai dalam serial film killer (pembunuhan).

Sebelum kasus "Rian Bogor" menggegerkan publik, ada pula kasus pembunuhan berantai serupa yang menyerupai serial film killer. Berikut 5 kasus pembunuhan berantai di Indonesia yang dirangkum Kompas.com.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Berantai 2 Perempuan di Bogor Positif Sabu dan Ekstasi

1. Dukun Ahmad Suradji

Dukun Ahmad Suradji alias Datuk atau yang lebih dikenal dengan sebutan dukun AS adalah terpidana mati kasus pembunuhan berantai terhadap 42 wanita. Pembunuhan berantai itu terjadi antara tahun 1984 dan 1994 di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Atas perbuatannya, Ahmad Subardji divonis mati oleh Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, Deli Serdang pada 27 April 1997. Dia kemudian dieksukusi mati pada tahun 2008.

2. Rio Martil

Rio Alex Bullo atau dikenal dengan sebutan Rio Martil adalah terpidana mati kasus pembunuhan berantai yang terjadi pada tahun 1997 hingga 2001.

Kasus pembunuhan oleh Rio terungkap setelah dia membunuh sadis seorang pengacara terkenal sekaligus pemilik persewaan mobil di Purwokerto, Jeje Suraji (39), di Hotel Rosenda Baturaden, 21 Januari 2001.

Baca juga: Pakar: Pembunuh Berantai di Bogor Sangat Agresif Efek Sabu

 

Selama 1997-2001, Rio Martil juga membunuh sedikitnya empat orang pemilik atau pengelola rental mobil. Dalam melancarkan aksinya, Rio selalu menyiapkan dua buah martil untuk memukul kepala korbannya. Itulah sebabnya, Rio juga dikenal dengan julukan Rio Si Martil Maut.

Saat mendekam di LP Nusakambangan, Rio juga membunuh teman satu penjaranya bernama Iwan Zulkarnaen. Rio kemudian dieksekusi mati pada tahun 2008.

3. Dukun Asep

Tubagus Yusuf Maulana atau dikenal dengan nama Dukun Asep adalah terpidana mati kasus pembunuhan berencana terhadap delapan orang yang ingin menggandakan uang melalui bank gaib. Asep dikenal oleh korban-korbannya sebagai seorang dukun yang mampu menggandakan uang.

Namun, Asep dengan sadis membunuh korbannya melalui upacara ritual dan memberikan minuman beracun. Para korbannya percaya ritual dan minuman yang diberikan Asep adalah cara untuk menggandakan uang.

Pembunuhan dilakukan sebanyak dua kali, yakni pada 17 Mei 2007 sebanyak lima orang dibunuh, dan pada 19 Juli 2007, tiga korban kembali dibunuh.

Baca juga: Kompolnas Soroti Kasus Pembunuhan di Tangsel yang 6 Bulan Belum Terungkap

Upacara ritual yang harus dilakukan adalah menyuruh para korban menggali lubang yang sudah disiapkan oleh Asep. Kemudian, korban diberi minuman beracun yang warnanya hitam.

Asep membunuh korbannya untuk menguasai uang yang disyaratkan pelaku karena setiap korban harus menyediakan uang Rp 20 juta.

Dukun Asep kemudian divonis mati oleh Pengadilan Negeri Rangkasbitung pada 10 Maret 2008. Pada tahun yang sama, Asep juga dieksekusi mati.

4. Baekuni

Baekuni atau Babeh adalah seorang gelandangan yang membunuh tujuh pengamen jalanan berusia 9 sampai 12 tahun. Baekuni juga tega memutilasi korbannya. Kasus pembunuhan berantai itu terungkap pada tahun 2010.

Baekuni diketahui hidup menggelandang di Lapangan Banteng dan memiliki pengalaman disodomi paksa oleh seorang preman. Pengalaman pahit tersebut membuat Babeh mengidap pedofilia dan nekrofilia situasional.

Baca juga: Korban Sodomi Babeh Bertambah Jadi 41 Anak

 

Babeh kemudian divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada tahun 2010.

5. Ryan Jombang

Kasus pembunuhan berantai oleh Ryan Jombang sempat menghebohkan publik. Kasus pembunuhan oleh Ryan terungkap setelah polisi menemukan potongan mayat salah satu korban bernama Hery Santoso pada tahun 2008.

Tidak hanya membunuh Hery Santoso, Ryan juga membunuh 10 orang lainnya yang dikubur di belakang rumah orangtuanya di Jatiwaes, Jombang, Jawa Timur.

Baca juga: Mutilasi Bekasi dan Memori Kelam tentang Ryan Jombang

Berbeda dari kasus Heri yang didasari motif asmara, aksi pembunuhan yang dilakukan dalam kurun waktu 2006 hingga 2008 tersebut lebih didasari motif ekonomi.

Ryan mengajak para korbannya bertamu ke rumah orangtuanya, kemudian membantai dan merampas barang-barang berharga milik korban.

Ryan kemudian divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Depok pada 6 April 2009. Kini, Ryan memanfaatkan waktunya dengan beribadah di LP Kelas I Cirebon, Jawa Barat sambil menunggu waktu eksekusi mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com