"(Jumlah anggota pusat kebugaran) sangat-sangat berkurang. Kalau dulu sampai 100, sekarang paling ada 10," ucap Asep.
"Kami kehilangan banyak member," lanjutnya.
Padahal, kata dia, usaha pusat kebugaran merupakan satu-satunya mata pencarian keluarga mereka.
"Karena ini mata pencarian pertama. Bayar listrik, air, sama biaya keseharian kan dari sini," paparnya.
Meski demikian, Asep mengaku tak menyerah dengan kondisi tersebut. Ia akan meneruskan usaha tersebut bersama keluarganya.
"Enggak pernah mikir nyerah, semangat terus. Badai datang baru kami nyerah, sebelum badai datang, ya enggak nyerah," ungkap dia.
"Jadi ya fitness ini tetap saya sama keluarga terusin," sambung Asep.
Asep berharap agar dinding tersebut bisa segera dibongkar agar aktivitasnya kembali normal.
"Karena sangat merugikan, ya harapannya dinding ini sama pembuatnya bisa segera dihancurkan. Biar kami legalah," harap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.