Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babeh, Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Belasan Anak yang Berkedok Jadi Ayah bagi Para Korbannya

Kompas.com - 15/03/2021, 06:30 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Rian (21) di Bogor, Jawa Barat.

Korbannya adalah perempuan-perempuan muda yang diajak untuk menginap di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, lalu kemudian dicekik hingga tewas.

Sudah ada dua perempuan yang menjadi korban keganasan Rian, yakni DP (18) dan EL (23).

Tubuh DP ditemukan dengan kondisi kedua kaki terikat di kantong plastik hitam di pinggir Jalan Raya Cilebut, Kota Bogor, Kamis (25/2/2021) pagi.

Sementara tubuh EL ditemukan tergeletak di pinggir jalan Desa Pasir Angin, Megamendung, Kabupaten Bogor, pada Rabu (10/3/2021). Di mulutnya terdapat bercak darah.

Baca juga: Fakta Pembunuhan Berantai di Bogor, Berkenalan di Medsos, Rian Tidak Jera dan Nikmati Bunuh Korban

Rian berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya di wilayah Depok, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021) malam setelah polisi gencar melakukan pengejaran di beberapa tempat.

Diduga kuat ia akan melakukan pembunuhan selanjutnya jika polisi tidak segera melakukan penyergapan terhadap Rian, terlihat dari pola pembunuhan yang ia lakukan.

Pembunuh berantai, Babeh

Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Rian mengingatkan kembali akan kasus sama yang dilakukan oleh Baekuni alias Babeh.

Bedanya, korban yang ditarget Babeh adalah anak laki-laki. Sebelum dibunuh, korban disodomi terlebih dahulu.

Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin (20/9/2010), Babeh mengakui telah membunuh 14 anak jalanan, sebagian korban dimutilasi.

Baca juga: Polisi Duga Pelaku Pembunuhan Berantai di Bogor Berencana Cari Korban Ketiga

Berikut linimasa pembunuhan yang dilakukan oleh Babeh, dilansir dari Harian Kompas:

Tahun 1993, Babeh membunuh Adit (12) di Kuburan Rawaterate, Pulogadung, Jaktim. Tahun 1994, Feri (11) dan Doli (11) dibunuh di rawa di kawasan industri Pulogadung, dan di tanah kosong dekat bengkel di Cakung, Jaktim. Tahun 1995, Babeh membunuh Kiki (11) dan Irwan Imron (12). Kiki dibunuh di tanah kosong di Kupar, Cakung, sedangkan Irwan dibunuh di kebun kosong di Bayan, Purworejo, Jawa Tengah.

Tahun 1998 Babeh membunuh dua anak, Teguh alias Ardi (11) dan Aris (11). Keduanya dibunuh di sekitar Kali Cibaok, Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat. Tahun 2004 dan 2005, giliran TeguhSepudin (13) dan Riki (9) dibunuh. Teguh dibunuh di Dusun Bugelan, Desa Mangunrejo, Kajoran, Magelang, serta Riki dibunuh di kontrakan Babeh.

Tahun 2007 Babeh membunuh Yusuf (7) dan Adi (12) di rumah kontrakan Babeh, sedangkan tahun 2008 Rio (12) dan Arif (7) dibunuh di rumah kontrakan Babeh. Korban terakhir Babeh adalah Ardiansyah (9) yang dibunuh Kamis (7/1/2009) di rumah kontrakan Babeh.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Berantai di Bogor, Pelaku Cenderung Senang Membunuh

Kasus ini terungkap pada 8 Januari 2010 ketika ditemukan potongan mayat di dekat jembatan Banjir Kanal Timur di Jalan Raya Bekasi, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk 'Trading'

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk "Trading"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com