Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen 12 Tahun Lalu, Antasari Bongkar Peran Si Mantan Caddie Rani Juliani

Kompas.com - 15/03/2021, 10:35 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Minggu (15/3/2009) atau tepat 12 tahun yang lalu, Direktur PT Putra Rajawali Bantaran Nasrudin Zulkarnaen meninggal dunia setelah ditembak sehari sebelumnya.

Nasrudin ditembak oleh beberapa orang di pelipis kiri setelah bermain golf di Tangerang, Banten, Sabtu (14/3/2009).

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat itu, Antasari Azhar, ditetapkan sebagai salah satu tersangka dan harus menjalani persidangan.

Baca juga: Sejarah Hari Ini: 12 Tahun Lalu, Peluru di Kepala Tewaskan Nasrudin Zulkarnaen, Seret Antasari Azhar

Dalam persidangan, muncul satu nama, Rani Juliani. Namanya muncul ketika jaksa penuntut umum membacakan dakwaan kasus tersebut dengan terdakwa Antasari.

Rani adalah mantan caddie golf yang kemudian disebut sebagai motif Antasari mendalangi pembunuhan Nasrudin.

Bahkan, dalam persidangan, kasus pembunuhan itu malah dikaitkan dengan kisah cinta segitiga menyusul terungkapnya status Rani yang adalah istri ketiga almarhum Nasrudin.

Pertemuan di kamar hotel

Diberitakan Kompas.com pada 8 Oktober 2009, pihak JPU membacakan dakwaan setebal tujuh halaman yang berisi kronologi pertemuan Antasari dengan Rani di kamar 803 Hotel Grand Mahakam, Jakarta.

Maksud pertemuan itu, menurut JPU, adalah untuk membicarakan keanggotaan Antasari di Modern Golf, Tangerang.

Menjelang pulang, Antasari memberi Rani uang 300 dolar AS. Dia, dipaparkan JPU, kemudian memeluk Rani dan mengajak bersetubuh.

Akan tetapi, Rani menolak.

"'Lain kali aja Pak'. Tak berhenti sampai di situ, terdakwa lantas mencium pipi kiri dan pipi kanan," kata JPU dalam pembacaan dakwaan.

Rani, dilanjutkan JPU, kemudian mengadukan pertemuan itu kepada Nasrudin.

Nasrudin kemudian meminta Rani untuk kembali menemui Antasari, berharap dapat menjadi penghubung dirinya dengan Ketua KPK demi menjadi Direktur BUMN.

"Setelah dihubungi, terdakwa bersedia bertemu di tempat yang sama. Selanjutnya, dengan menggunakan taksi, Rani dan Nasrudin menuju Hotel Grand Mahakam. Saat akan menuju kamar, korban diminta agar mengaktifkan HP supaya bisa mendengar pembicaraan," terang JPU.

Ketika bertemu, Rani kembali meminta Antasari untuk menjadi anggota Modern Golf dan menanyakan kemungkinan 'kerabat'nya (Nasrudin) menjadi Direktur BUMN.

Di sela pembicaraan, kata JPU, Antasari mulai membujuk Rani, memulai dari meminta untuk dipijat.

"Pada saat sedang dipijat, terdakwa membalikkan tubuh lalu mencium pipi, bibir, membuka kancing baju dan menurunkan bra sebelah kiri sambil berkata 'katanya pertemuan selanjutnya kamu mau'," ucap JPU.

Baca juga: Tanda Tanya di Balik Pembunuh Nasrudin Zulkarnaen 12 Tahun Lalu, Benarkah Antasari Azhar Dalangnya?

Rani, mematikan telepon seluler agar pembicaraan tak didengar Nasrudin, kembali menolak permintaan itu. Namun, menurut JPU, Antasari tetap memaksa Rani untuk melayaninya.

Sebelum pulang, Antasari memberi Rani uang sebesar 500 dolar AS.

Saat hendak keluar kamar, Nasrudin tiba-tiba masuk dan marah.

"'Mengapa Bapak bertemu dengan istri saya di sini dan apa yang Bapak lakukan terhadap istri saya?' Kemudian (Nasrudin) menampar pipi Rani," kata JPU.

Mendengar kemarahan korban, kata JPU, Antasari menjawab: "Jangan Pak, saya masih ingin memperbaiki negara. Lalu merangkul dan mengajak bicara. Ya sudah kita satu tim," JPU melanjutkan.

Mendengar dakwaan tersebut, pengacara Antasari, Juniver Girsang, membenarkan kliennya bertemu Rani di hotel.

Akan tetapi, menurutnya, dakwaan tersebut direkayasa.

"Dalam pertemuan itu, ada opini yang terbentuk bahwa ada perbuatan yang tidak patut dilakukan antara Antasari dan Rani. Ini tidak benar dan hanya rekayasa saja," ujar Juniver.

Antasari, kata Juniver, mengaku mengenal Rani tahun 2006 sebagai caddy Modern Golf Tangerang, Banten, dan setelah itu tidak pernah bertemu lagi.

Lalu, pada Mei 2009, Rani mengirimkan SMS ke Antasari untuk menanyakan keaktifan sebagai anggota Modern Golf sebab Rani sudah menjadi staf pemasaran dan bukan lagi menjadi caddy.

Juniver menegaskan, hubungan Antasari dan Nasrudin tetap baik pascapertemuan di hotel itu.

Malah, Nasrudin sempat meminta bantuan Antasari agar salah satu kerabatnya diterima bekerja di KPK.

Pengakuan Antasari

Antasari, yang sempat divonis 18 tahun penjara, melakukan berbagai upaya hukum demi membebaskan dirinya.

Tim kuasa hukum Antasari mengajukan permohonan grasi ke Presiden Joko Widodo pada Selasa (28/4/2015).

Baca juga: Antasari Azhar jadi Tersangka Pembunuhan 12 Tahun Lalu saat Hendak Bongkar Kasus Korupsi Besar

Permohonan grasi itu bahkan mendapat dukungan dari keluarga Nasrudin seperti istri Irawati Arienda dan adik korban, Andi Syamsuddin Iskandar.

Antasari akhirnya diputuskan bebas bersyarat pada 10 November 2016 setelah melewati dua pertiga masa pidana.

Dia bebas murni pada 2017 setelah Jokowi mengabulkan permohonan grasi.

Selain mengupayakan bebas, Antasari hadir di sejumlah acara televisi untuk menekankan dirinya tidak bersalah.

Termasuk saat diwawancarai dalam proram "Aiman" di Kompas TV, Sabtu (16/1/2016), Antasari membantah Rani pernah menjadi caddy-nya.

"Rani tidak pernah satu kali pun jadi caddy saya, tapi dikondisikan jadi caddy saya supaya nyambung," kata Antasari.

Beberapa bulan sebelum bebas bersyarat, Antasari menjadi tamu di acara "Mata Najwa", Metro TV, pada 24 Agustus 2016.

"Saya tegaskan malam ini, tidak ada cinta segitiga. Omong kosong itu semua. Saya bisa dihadapkan ke yang bersangkutan saat ini. Omong kosong. Dan saya tidak melakukan pembunuhan apalagi dalang," buka Antasari.

"Waktu persidangan hakim tanya, 'Apa betul ada cinta segitiga?' Saya jawab tidak ada," ujarnya.

Dalam acara tersebut, Antasari pun membongkar peran Rani. Dia mengaku mendapat ancaman dari seorang perempuan yang tak lain adalah Rani.

"Bukan Nasrudin yang meneror saya, tapi seorang wanita," kata Antasari.

"Rani?" Najwa mengonfirmasi.

"Ya," jawab Antasari.

Antasari tidak menjelaskan teror apa yang Rani perbuat. Akan tetapi, hal itu yang mendorongnya untuk bertemu dengan Rani di hotel.

"Saya tidak pernah membantah saya pernah bertemu," ucap Antasari.

"Kenapa di hotel? Saya waktu itu Ketua KPK, saya tidak mungkin berada di tempat-tempat yang menjadi konsumsi publik," sambungnya.

Terkait dakwaan JPU adanya aktivitas seksual di hotel itu, Antasari membantah.

"Kami hanya ngobrol, jaraknya sama seperti saya dengan Anda (Najwa) saat ini," tutur Antasari.

Rani, menurut Antasari, meminta bertemu karena ingin menyampaikan pesan dari atasannya.

Namun, saat bertemu, Rani justru tidak memberitahukan pesan apapun. Sehingga, Antasari merasa dijebak.

"Lho kenapa begitu? Saya bilang, 'Saya ini sibuk'. Kalau begitu apa bukan menjebak namanya?" tuturnya.

Dipaparkan Antasari, dakwaan hakim bahwa Rani menawarkan perpanjangan keanggotaan di Modern Golf di hotel itu juga tidak benar.

"Dia bilang kepada hakim, 'Pak Antasari ini kayaknya naksir saya'. Itu kan GR namanya," ucap Antasari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com