Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Bentrokan di Pancoran, Berawal dari Sengketa Tanah dengan Pertamina hingga Timbulkan Puluhan Korban Luka

Kompas.com - 18/03/2021, 11:10 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bentrokan antar warga pecah di sekitar Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu (17/3/2021) malam.

Bentrokan yang disebabkan oleh sengketa tanah antara warga Pancoran dengan Pertamina itu melibatkan warga Jalan Pancoran Buntu II dan pihak yang diduga ditunggangi.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengungkapkan bahwa konflik itu sudah terjadi sejak lama.

"Salah satu momen puncak eskalasi kekerasan terjadi semalam. Warga Pancoran yang masih bertahan di tanah yang telah mereka tempati sejak lama mendapatkan serangan lemparan batu, bom molotov hingga gas air mata," tulis Kontras lewat akun Twitter @KontraS, Kamis.

Wakil Koordinator II Kontras Rivanlee Anandar telah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip kicauan tersebut.

Baca juga: Kontras: Bentrok di Pancoran karena Lahan Warga Hendak Digusur PT Pertamina


Diduga ditunggangi

Menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Azis Andriansyah, bentrokan pada Rabu malam itu dipicu oleh pihak-pihak luar yang menunggangi massa.

"Baik dari pihak warga maupun pihak satunya (Pertamina) juga mendatangkan massa dari luar yang bersengketa. Ini (massa dari luar yang bersengketa) yang menimbulkan kericuhan dan bentrokan," ujar Aziz saat ditemui di lokasi bentrokan, Kamis dini hari.

Sebelumnya pada Rabu pagi, pihak kepolisian telah mengadakan mediasi antara warga Pancoran Buntu II dan pihak Pertamina di Polsek Pancoran. Pertemuan berlangsung selama tiga jam.

"Pihak kepolisian menginisiasi pertemuan antara warga Pancoran Buntu dengan pihak Pertamina, agar kedua belah pihak menahan diri dan menjaga situasi tetap kondusif," ujar Azis.

Pada Rabu sore, menurut Azis, ada pihak luar yang datang ke lokasi dan melakukan aksi unjuk rasa hingga menutup jalan. Diduga pihak luar itu merupakan sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas).

Baca juga: Bentrokan di Pancoran, Diduga Ada Pihak Luar yang Tunggangi Masing-masing Kelompok

Timbulkan puluhan korban

Setidaknya ada 23 korban yang mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut.

Perwakilan Forum Solidaritas Pancoran Bersatu Leon Alvinda Putra mengatakan, korban berasal dari warga jalan Pancoran Buntu II dan anggota Forum Forum Solidaritas Pancoran Bersatu.

"Korbannya sudah puluhan, sekarang yang terdata sudah 20 orang. Banyak yang luka berat," ujar Leon kepada Kompas.com, Kamis dini hari.

Korban ada yang mengalami luka bocor di kepala, luka di kaki, tangan, punggung, dan dada.

Bentrokan mulai memanas sekitar pukul 21.00 WIB. Dua kelompok massa yang bertikai saling melemparkan batu. Bom molotov juga terlihat melayang dan meledak di lokasi.

Baca juga: Bentrokan di Pancoran, 23 Orang Jadi Korban, Satu Warga Dirawat di Rumah Sakit

Akibatnya, arus lalu lintas di Jalan Pancoran Raya ditutup hingga tengah malam.

Kendaraan dari arah Dr Saharjo dialihkan ke Jalan Jenderal Gatot Soebroto. Sementara itu arus lalu lintas dari arah Pasar Minggu diarahkan berbelok ke Jalan Perdatam.

Sisa-sisa batu dan pecahan botol bekas bentrokan mulai dibersihkan oleh petugas pada Kamis dini hari.

Pembersihan dilakukan oleh anggota Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan dan petugas Penanganan Prasarana Sarana Umum (PPSU) Pancoran.

Mobil road sweeper juga dikerahkan untuk menyedot sisa-sisa bentrokan.

Hingga berita ini ditulis Kompas.com masih berusaha mengonfirmasi ke pihak perusahaan plat merah itu. Namun, belum mendapatkan respons.

(Penulis: Wahyu Adityo Prodjo, Ihsanuddin/ Editor: Irfan Maullana, Sandro Gatra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com