Freddy dapat menggunakan wartel di lapas selama yang ia inginkan.
"(tidak ada batasan waktu). Bebas. Cuma bukanya di pagi hari, jam 09.00-11.00 WIB," paparnya.
Berkat fasilitas tersebut, Freddy mengaku dapat berkomunikasi dengan timnya di berbagai lapas seperti di LP Cipinang dan Salemba. Dia bahkan bisa menghubungi jaringannya di Belanda.
"Saya komunikasi seperlunya saja dengan pekerja saya, sama yang di Belanda aja," ucap Freddy.
"(Hubungi anak buah di lapas) pakai wartel. Bisa kok," lanjutnya.
Baca juga: 5 Tahun Tak Bertemu, Anak Freddy Budiman Tahu Sang Ayah Bandar Narkoba dari TV
Freddy lantas menceritakan awal mula ia memutuskan untuk masih terlibat di bisnis narkoba meski telah divonis mati.
Dia mengungkapkan, bisnis tersebut baru berjalan beberapa bulan dari total 1,5 tahun masa tahanan menunggu eksekusi mati, terhitung sejak divonis pada 2013.
Freddy mengaku mendapat penawaran dari jaringan internasionalnya untuk membuat dan mengedarkan narkoba jenis baru.
"Kebetulan saya kan sudah diisolasi kurang lebih 1,5 tahun, jadi (bisnis narkoba) baru berjalan beberapa bulan ini dan ada penawaran dari mereka (sindikat). Istilahnya ya sejenis narkoba baru, ekstasi. Mungkin (pengedarannya) dari jalur baru," beber Freddy.
Baca juga: Sosok Freddy Budiman, Gembong Narkoba yang Pernah Terlibat Kasus Bilik Asmara
Ketika ditanya siapa yang menawarkan, Freddy hanya menjelaskan bahwa itu datang dari jaringannya.
"Dari jaringan saya ke saya," katanya.